PLN Operasikan Kembali Pembangkit Lama untuk Atasi Krisis Listrik Sulawesi Utara

Wednesday, 15 April 2009 - Dibaca 5777 kali

MINAHASA. PT PLN (Persero) berjanji akan segera menangani krisis listrik sebesar 18 MW di Sulawesi Utara melalui program jangka pendek maupun jangka menengah. Hal ini disampaikan Dirut PT PLN Fahmi Mochtar dalam konferensi pers Peresmian PLTP Lahendong-2 serta Uji Operasi Lahendong-3 di Minahasa, Rabu (15/4)."Untuk program jangka pendek kami akan mengaktifkan kembali mesin pembangkit lama di Bitung dengan daya 17 MW serta menyewa mesin genset berdaya 15 MW yang akan masuk awal Mei nanti," ujar Dirut PLN. Sementara itu untuk jangka menengah, lanjut Fahmi Mochtar, PLN akan mengoperasikan PLTP Lahendong dengan daya 2x20 MW yang dihasilkan dari program percepatan 10.000 MW. Terkait dengan diselenggarakan acara World Ocean Conference (WOC) pada tanggal 11-15 Mei 2009 mendatang, Dirut PLN menjelaskan, PLN akan mengoperasikan mesin genset baru dan mengaktifkan kembali mesin-mesin pembangkit lama. "Ketersediaan daya listrik dengan upaya tersebut dapat mencapai 172 MW," ujarnya. PLN memperkirakan, saat penyelenggaraan WOC akan terjadi peningkatan beban puncak dari 143 MW menjadi 152 MW, sehingga dari 172 MW masih tersisa daya sebesar 20 MW. Di samping itu, PLN akan menyediakan genset tambahan dan mengarahkan 2 header menuju gedung tempat penyelenggaraan WOC. Sistem kelistrikan ini akan tetap dipertahankan untuk mensuplai kebutuhan listrik Sulawesi Utara hingga selesainya proyek percepatan 10.000 MW.Sistem Minahasa merupakan sistem kelistrikan utama di wilayah Sulawesi Utara, yang merupakan sistem jaringan interkoneksi yang mensuplai tenaga listrik kepada +- 300.000 pelanggan di Propinsi Sulawesi Utara dan sebagian Kabupaten Kotamobagu dengan beban puncak sekitar 142,9 MW. Dengan tingkat pertumbuhan beban mencapai 8,5% per tahun, diperkirakan kebutuhan listrik di sistem ini akan mencapai 320 MW pada tahun 2014.Saat ini kapasitas pembangkit terpasang pada sistem sebesar 185,2 MW, namun banyaknya pembangkit yang sudah tua dan mengalami penurunan daya mengakibatkan kapasitas pembangkit hanya mencapai 143,6 MW. Sementara itu, belum ada kapasitas cadangan yang cukup untuk mengantisipasi defisit daya pada saat terjadi gangguan pada mesin pembangkit maupun saat dilakukan pemeliharaan mesin. Mengingat hal tersebut, pembangunan pembangkit baru menjadi kebutuhan yang sangat mendesak untuk menjaga kelangsungan pasokan tenaga listrik guna menunjang pertumbuhan ekonomi di daerah Sulawesi Utara.

Share This!