Tidak Ada Dikotomi Antara Produksi dan Keselamatan Migas

Monday, 28 July 2008 - Dibaca 3747 kali

Staf Ahli Menteri ESDM bidang SDM dan Teknologi Luluk Sumiarso dalam sambutannya pada acara Forum Komunikasi Keselamatan Migas di Hotel Borobudur, Senin (28/7), mengatakan kegiatan usaha migas dapat bersentuhan dengan kegiatan pemukiman penduduk dan dapat merangsang tumbuhnya pemukiman-pemukiman baru karena adanya multiplier effect. Kehadiran pengusahaan migas di tempat-tempat yang dulunya termasuk daerah terpencil dapat menjadi pusat-pusat pertumbuhan dan aktivitas ekonomi baru.

"Fenomena ini bila tidak dikelola dengan baik dan terencana akan menimbulkan potensi bahaya bagi keselamatan migas yang mencakup keselamatan pekerja, peralatan dan instalasi, masyarakat umum dan lingkungan sekitar kegiatan usaha migas," ujar Luluk Sumiarso.

Untuk penanganan kecelakaan migas, telah dibentuk Tim Independen Keselamatan Migas. Sedangkan untuk pembinaan den pengawasan, telah diangkat pula Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) sub sektor migas, berkoordinasi dengan Bareskrim Polri.

"Upaya-upaya lain antara lain sosialisasi ke badan usaha/bentuk usaha tetap mengenai paradigma keselamatan migas, pemberian penghargaan zero accident dan zero oil spill dari Menteri ESDM dan pemberian surat edaran kepada pihak terkait untuk mengingatkan kepatuhan pada aturan perundangan, teguran dan sanksi," jelasnya.

Pemerintah akan lebih meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait, peningkatan jumlah dan mutu termasuk pemutakhiran, SNI dan SKKNI serta regulasi teknis wajibnya penyempurnaan peraturan/pedoman teknis, peningkatan kompetensi inspektur migas serta pelaksanaan program-program dan kegiatan yang mendukung keselamatan migas.

Share This!