ACCESS: Kemitraan Baru Untuk Pemenuhan Akses Listrik Masyarakat Terpencil di Indonesia dan Timor Leste

Kamis, 10 September 2020 - Dibaca 641 kali

JAKARTA - Saat ini rasio elektrifikasi nasional mencapai 99% dan diperkirakan sekitar 5 juta penduduk yang berada di wilayah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar) belum mendapatkan akses listrik. Pemerintah melalui Kementerian ESDM terus berupaya untuk memenuhi 100% rasio elektrifikasi di seluruh wilayah Indonesia. Salah satunya diwujudkan dengan membangun kemitraan baru dengan Kementerian Administrasi Negara Republik Timor Leste, Korea International Cooperation Agency (KOICA) dan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) melalui program ACCESS (Accelerating Clean Energy Access to Reduce Inequality).

"Untuk mencapai 100% rasio elektrifikasi membutuhkan effort yang sangat besar. Kemudian ada kendala untuk melistriki yang 1% tadi rata-rata berada di daerah yang terpencil yang jauh dari Jakarta maupun pusat-pusat kota. Keberadaan ACCESS tentunya akan memberikan pencerahan kepada Indonesia untuk bisa mengakselerasi lagi pengembangan energi terbarukan terutama pada daerah 3T tadi untuk memberikan listrik serta untuk mencapai target 100% rasio elektrifikasi," ungkap Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan, Harris saat peluncuran program ACCESS pada Kamis (10/9).

0a7971a2f6319b2abd040e815b5893ec_p.jpeg

Di Indonesia, ACCESS akan dilaksanakan di 23 desa yang berada di provinsi Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan Tengah. Proyek ini akan membangun pembangkit listrik tenaga surya off-grid dengan kapasitas total 1,2 MW. Sementara itu, di Timor-Leste, proyek ini akan dilaksanakan di 25 desa di Kota Dili (pulau Atauro), Manatuto dan Bobonaro, dan akan menggunakan sekitar 1.000 lampu tenaga surya yang hemat energi dan 10 pompa air tenaga surya untuk menyediakan akses air bersih. Pelaksanaan program ini didanai oleh proyek empat tahun KOICA sebesar 18 Juta USD.

"KOICA siap bekerja untuk kemitraan ACCESS, berkomitmen untuk memastikan akses ke energi bersih dan mengatasi masalah kesenjangan energi. Di bawah kerangka Kerjasama Selatan-Selatan dan Segitiga antara Timor-Leste dan Indonesia, Pemerintah kedua negara, KOICA dan UNDP akan bekerja sama dengan tujuan bersama yang jelas sehingga proyek ACCESS dapat membuat kemajuan yang berarti, "kata Mr. Jeong Hoe Jin, Country Director KOICA Indonesia office.

Sementara itu, Plt. Kepala Perwakilan UNDP Indonesia, Mrs. Sophie Kemkhadze mengharapkan dengan menghadirkan akses listrik yang andal dan terjangkau, ACCESS akan mengubah kehidupan ribuan orang yang tidak memiliki akses ke listrik di daerah terpencil di Indonesia Timur dan juga Timor Leste. "Proyek ini menunjukkan komitmen UNDP, bersama dengan KOICA, untuk menjangkau populasi yang paling termarjinalisasi dan mengurangi ketimpangan, sesuai semangat "Agenda pembangunan PBB untuk memastikan tidak seorangpun tertinggal". ACCESS juga merupakan aksi iklim dimana listrik yang dihasilkan bersih dan terbarukan karena berasal dari panel surya," tandas Sophie.

Proyek ACCESS juga menjadi contoh kerjasama Selatan-Selatan di bidang energi bersih dengan pembentukan perusahaan/koperasi jasa energi terbarukan/renewable energy service company/cooperative (RESCO) dan pertukaran teknologi lampu penerangan tenaga surya hemat energi antara Indonesia dan Timor-Leste, dengan dukungan dari KOICA.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Konservasi Energi Hariyanto menuturkan bahwa pencanangan proyek ACCESS adalah salah satu contoh dimana Indonesia bekerja sama dengan baik dalam mengembangkan energi bersih dan meningkatkan daya assesibilitas. Selain itu, dengan pemanfaatan energi bersih serta sumber energi lokal, program ini juga dapat mendorong pencapaian target pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 314-398 ton CO2 ekuivalen pada tahun 2030. "Pada akhirnya semoga proyek ini bisa sukses karena suksesnya proyek berarti manfaat yang besar bagi masyarakat," pungkasnya. (RWS)

6b92150569a716f37b7d756991437913_p.jpeg