Pemerintah Terus Optimalkan Potensi EBT Mencapai 23% Pada Tahun 2025

Selasa, 21 September 2021 - Dibaca 1338 kali

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) optimistis konsumsi (demand) listrik akan kembali meningkat dalam masa pandemi covid-19 ini. Dalam penyediaan tenaga listriknya, pemerintah akan optimalkan potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) guna mencapai target 23% di tahun 2025. Hal tersebut disampaikan Koordinator Investasi Ketenagalistrikan Hanat Hamidi pada acara Festival Bisnis dan Investasi Dewan Energi Mahasiswa Indonesia dengan tema "Mengenal Bisnis dan Investasi Energi Sebagai Pendukung Perekonomian dan Ketahanan Energi Nasional", Senin (20/09/2021).

"Bisnis dan investasi ketenagalistrikan pasti segera bangkit, over supply hilang, dan demand listrik kembali meningkat menuju capaian Bauran EBT 23% Tahun 2025," ujar Hanat.

Selain itu, pemerintah menargetkan perencanaan ketenagalistrikan yang lebih green. Hanat mengatakan RUPTL 2021-2030 sudah dalam tahap pembahasan dengan PLN. Dengan target rasio elektrifikasi 100% pada tahun 2022.

"RUPTL sedang kita susun dan mudah-mudahan akhir bulan ini, dalam waktu dekat bisa segera disetujui oleh Menteri dan RUPTL segera ditetapkan," ungkap Hanat.

Hanat menambahkan, pencapaian target EBT sebesar 23% mulai tahun 2025 mendatang. Hanat mengungkapkan selain itu kita harus tetap menjaga agar Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tidak naik.

Webinar yang diselenggarakan oleh Dewan Energi Mahasiswa (DEM) Indonesia secara virtual ini bertujuan untuk meningkatkan posisi dan peran pemuda sebagai pelaku penting dalam pembangunan energi berkelanjutan menuju Indonesia kuat di bidang energi, Sinergitas kebaikan antar pemuda dengan pemangku kebijakan, regulator, serta badan usaha terkait dengan meningkatkan SDM untuk perkembangan pengetahuan dunia bisnis dan investasi energi serta berperan dari sisi implementasi konkrit paska kegiatan, serta mendorong kemajuan investasi dan bisnis energi Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama Direktur Jenderal KEBTKE Dadan Kusdiana menyampaikan bahwa pemerintah mengembangkan EBT termasuk energi efisiensi, tidak hanya dari sisi pemerintah namun dari sisi mahasiwa sebagai future leaders, "Kita harus mengarah ke arah energi yang semakin bersih dan kita akan mengarah ke upaya dekarbonisasi."

Dadan juga menambahkan, "Bahwa sekarang pemanfaatan EBT baru 11%, kita punya target 23% di 2025, sekarang pemerintah sedang berusaha keras untuk menyusun perencanaan yang lebih baik, memastikan data-datanya siap, memastikan listrik juga ada yang konsumsi nanti."

Hanat kemudian mengungkapkan porsi pembangkit EBT yang akan lebih besar dibandingkan pembangkit fosil dalam DRUPTL 2021-2030 (52%:48%). Porsi EBT akan lebih besar dibandingkan dengan RUPTL 2019-2028 (30%:70%), sehingga DRUPTL 2021-2030 lebih hijau.

Per Juli 2021 target realisasi dan investasi subsektor ketenagalistrikan sebesar 3.25 Miliar USD dengan target sebesar 9.91 Miliar USD,

"Ini menjadi tantangan bagi kami agar target tercapai disaat kondisi sekarang yang sedang over supply karena pandemic Covid,"ujar Hanat.

Percepatan interkoneksi dalam pulau dan antarpulau dalam rangka peningkatan keandalan, penurunan BPP dan sharing resources energi terbarukan, demand dominan di Jawa sedangkan resource energy terbarukan domain di luar Jawa.

"Untuk mencapai net zero emission kita harus mengadopt interkoneksi antar pulau yang kita kenal sebagai super grid, sehingga pemanfaatan EBT betul-betul dioptimalkan," tutup Hanat. (AT)