BBM Satu Harga Terealisasi di Borong dan Sabu Barat

Jumat, 21 September 2018 - Dibaca 1032 kali

Borong, Demi mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, khususnya di kawasan timur dan daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T), sejak 1 Januari 2017, Pemerintah mencanangkan Program BBM Satu Harga. Lembaga penyalur BBM baru terus direalisasikan dan pada Jumat (21/9), kembali diresmikan SPBU Modular di Borong, Kabupaten Manggarai Timur dan Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua.

Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti serta pengisian BBM secara simbolis oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM Budiyantono bersama Bupati Manggarai Timur Agas Andreas, Marketing Branch Manager NTT, PT Pertamina (Persero) Mardian serta disaksikan jajaran TNI dan Polri, serta tokoh masyarakat Kabupaten Manggarai Timur.

"Melalui program BBM Satu Harga, Pemerintah bersama Pertamina berkomitmen untuk terus menambah jumlah lembaga penyalur BBM di seluruh Indonesia. Ini merupakan salah satu agenda prioritas pemerintahan Jokowi-JK yang termasuk dalam Nawacita yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan," ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM Budiyantono.

Menurut Budiyantono, saat ini memang telah ada SPBU yang beroperasi di Borong yang berjarak sekitar 3 km dan Sabu Barat sekitar 2 km dari SPBU yang diresmikan. Namun keberadaannya masih belum mampu mencukupi kebutuhan masyarakat.

Total kapasitas BBM di SPBU Modular Borong sebesar 100 KL dan Sabu Barat sebesar 210 KL. Budiyantono mengharapkan agar BBM di SPBU ini dapat disalurkan langsung ke konsumen pengguna dengan harga yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.

"Ini dipesankan betul oleh Pak Menteri (ESDM) dan Pak Dirjen (Migas) karena mohon maaf, tadi sepanjang jalan kita lihat pengecer-pengecer yang sangat berbahaya dari sisi apapun, terutama masalah keselamatan. BBM itu sesuatu yang mudah terpercik. HP saja dilarang, apalagi merokok. Pak Kapores, mohon dikawal karena (pengecer) berbahaya bagi diri sendiri dan lingkungan," kata Budiyantono.

Kehadiran lembaga penyalur BBM Satu Harga di Borong dan Sabu Barat, disambut gembira masyarakat daerah tersebut. "Warga di Borong merasa sangat bersyukur atas kehadiran SPBU Modular di sini sehingga masyarakat dapat menikmati BBM Premium dengan harga Rp 6.450 per liter dan Solar seharga Rp 5.150 per liter. Ini meringankan beban masyarakat yang selama ini kesulitan dalam membeli BBM," ungkap Bupati Manggarai Timur Agas Andreas.

Hal senada juga disampaikan Plt. Bupati Sabu Raijua Nikodemus N Rihi Heke. "Pasokan BBM ke Sabu Raijua seringkali terhambat karena kendala ombak dan cuaca yang tidak menentu. SPBU Kompak di Sabu Barat diharapkan dapat mempermudah masyarakat untuk mendapatkan BBM," tambahnya.

Terkait keberadaan pengecer-pengecer BBM yang seringkali tidak mengindahkan masalah keselamatan, juga diakui Bupati Manggarai Timur Agas Andreas. Pihaknya telah menelusuri dan diketahui terdapat sekitar 41 pengecer di Kabupaten Manggarai Timur.

Di satu sisi, keberadaan pengecer tersebut ilegal. Namun di sisi lain, pengecer juga berjasa memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap BBM. Terutama untuk masyarakat di wilayah yang belum tersedia SPBU. "Kami butuh 3 SPBU lagi karena wilayahnya luas. Di daerah tengah yang sama sekali kosong (tidak ada SPBU) di situlah pengecer bensin makin banyak sekali," paparnya.

Bupati Manggarai Timur meminta agar Pemerintah menambah lagi jumlah lembaga penyalur sehingga BBM Satu Harga dapat benar-benar terwujud di daerahnya. Pemda Manggarai Timur dengan menggandeng BUMD dan koperasi, juga bertekad akan membangun lembaga penyalur BBM tahun 2020 mendatang. "Ini bukan sekedar bisnis tapi mendekatkan dengan masyarakat, sehingga tidak ada lagi antrian BBM," tambahnya.

Ditjen Migas bersama BPH Migas dan Badan Usaha Penerima Penugasan (Pertamina dan AKR) terus melakukan pemetaan lokasi sasaran program BBM Satu Harga. "Untuk wilayah NTT, setelah Kabupaten Manggarai Timur dan Sabu Raijua, akan ada 3 kabupaten lain yang didirikan lembaga penyalur BBM yaitu Ende, Manggarai dan Timor Tengah Selatan," jelas Budiyantono.

Menurut Marketing Branch Manager NTT, PT Pertamina (Persero) Mardian, SPBU Modular Borong dan SPBU Kompak Sabu Barat ini adalah SPBU ke-18 dan 19 yang telah beroperasi dari rencana 67 lembaga penyalur program BBM Satu Harga yang akan didirikan oleh PT Pertamina (Persero) di tahun 2018.

Suplai BBM untuk SPBU Sabu Barat berasal dari TBBM Tenau, Kupang dengan menggunakan kapal tanker yang membutuhkan waktu sekitar 30-36 jam perjalanan dari suplai poin ke SPBU. Kemudian, SPBU di Borong disuplai dari TBBM Reo, Kabupaten Manggarai dengan menggunakan mobil tangki yang berjarak 111 KM dengan waktu tempuh 7-8 jam perjalanan

Untuk mendirikan suatu lembaga penyalur BBM Satu Harga, lanjut Mardian, bukan hal yang mudah dan membutuhkan waktu cukup lama karena setelah wilayahnya ditetapkan oleh Pemerintah, Pertamina harus melakukan survei transportasi BBM, menggandeng investor lokal serta Pemerintah Daerah, hingga akhirnya SPBU dapat beroperasi. Oleh karena itu, diharapkan keberadaan SPBU dapat mendorong perekonomian masyarakat setempat. (TW/WS)