Jargas Untuk Hidup Lebih Mudah

Senin, 18 Februari 2019 - Dibaca 1153 kali

Tarakan, Suryati, Evi dan Hajjah Sakinah dapat bernapas lega. Kini, mereka tidak perlu lagi mengantri di pangkalan untuk membeli LPG 3 kg. Mulai pertengahan Februari 2019, warga Kampung Enam, Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara, telah dapat menikmati gas bumi setelah Pemerintah merampungkan pembangunan jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga (jargas) di kota tersebut.

"Sekarang tidak perlu antri lagi. Biasanya seminggu sekali saya harus antri untuk membeli LPG 3 kg di pangkalan," kata Suryati (45).

Antri untuk membeli LPG bersubsidi ini, dilakukan sejak pagi hingga tengah hari. Ini dilakukan agar bisa mendapatkan LPG 3 kg sesuai dengan HET yaitu sekitar Rp 16.000 per tabung. Apabila malas mengantri, LPG 3 kg dapat dibeli di warung dengan harga jauh lebih mahal, sekitar Rp 20.000-25.000 per tabung.

Kegembiraan juga dirasakan Evi (30). Dengan 2 anaknya yang masih balita, Evi merasa kerepotan apabila harus mengantri untuk membeli LPG 3 kg. "Akhirnya saya lebih sering membeli di warung. Tapi harganya mahal, bisa sampai Rp 25.000 per tabung," tutur Evi.

Dengan adanya jargas, lanjut Evi, dirinya juga tidak perlu merasa takut kehabisan LPG di malam hari karena gas bumi mengalir 24 jam.

Manfaat jargas, bukan hal baru bagi Hajjah Sakinah. Ketika tinggal di kawasan Sebengkok Waru, Kota Tarakan, dirinya telah merasakan kemudahan menggunakan jargas. Terutama pembayarannya yang murah, hanya sekitar Rp 40.000 per bulan.

"Dulu rumah saya di Sebengkok Waru merupakan tempat pertama yang dipasang jargas. Bayarnya murah, cuma sekitar Rp 40.000 sebulan. Hematnya banyak banget," tambahnya.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan dalam acara Peresmian Pengoperasian Jargas di Kota Tarakan, Jumat (15/2), mengatakan, pembangunan jargas bertujuan untuk mempermudah hidup masyarakat, menekan impor LPG serta menghemat devisa negara.

"Bagi pelanggan LPG 3 kg, itu penghematannya nggak banyak. Mungkin penghematannya sekitar Rp 10.000 per bulan. Usaha kecil bisa sampai Rp 50.000 per bulan. Tapi bukan itu tujuan utamanya. Tujuannya adalah untuk mempermudah kehidupan masyarakat. Kalau LPG 3 kg, kalau malam-malam bapak mau bikin kopi atau makanan habis, tapi tokonya tutup (tidak bisa membeli LPG 3 kg) bagaimana? Ini yang kita coba permudah," tutur Jonan.

Kerepotan mengggunakan LPG 3 kg semakin bertambah bagi penghuni rumah susun karena harus menenteng tabung ke rumahnya yang berada di lantai atas.

Khusus Kota Tarakan, ini merupakan kali ketiga mendapatkan bantuan pembangunan jargas dari Pemerintah. Dengan peresmian ini, berarti sekitar 70% rumah tangga di kota ini telah teraliri gas bumi.

Jargas yang diresmikan ini dibangun dengan dana APBN tahun 2018 di 6 lokasi yaitu Kampung Enam sebanyak 1.328 SR, Kampung Empat 1.295 SR, Mamburunga 1.101 SR, Mamburungan Timur 281 SR, Rusunawa dan Perum Khusus 283 SR serta Penetrasi 407 SR.

Jargas di Kota Tarakan dibangun dalam 3 tahap yaitu tahun 2010 sebanyak 3.366 SR, tahun 2016 sebanyak 21.000 SR dan 2018 sebanyak 4.695 SR. Hingga saat ini sebanyak 29.061 SR telah teraliri gas bumi. Investasi pembangunan jargas dalam 3 tahap ini mencapai Rp 332 miliar.

Pemerintah merencanakan akan melanjutkan pembangunan jargas di Kota Tarakan dalam 2 tahun yaitu 2019 hingga 2020. "Kekurangan sekitar 15.000 SR akan kita selesaikan dalam waktu 2 tahun. Bila semua rumah sudah teraliri gas bumi, Tarakan akan menjadi Kota Gas," tutup Jonan. (TW)