Kementerian ESDM Yakin Hasil Lelang WK Migas Tahun Ini Lebih Baik

Rabu, 8 Mei 2019 - Dibaca 1297 kali

Jakarta, Kementerian ESDM berkeyakinan penawaran wilayah kerja (WK) migas tahun 2019 akan membawa hasil lebih baik ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Lelang WK tahun ini diharapkan melebihi tahun 2018 yang laku 9 WK.

"Tahun lalu 9 (WK laku). Tahun sebelumnya 5. Tahun ini kita start 2 dulu, semoga nanti akan ada lagi," ujar Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar di Kementerian ESDM, Selasa (7/5).

Optimisme ini didasarkan dari banyaknya investor yang berminat pada penawaran WK migas tahap I tahun 2019. Pada penawaran WK migas tahap I tahun 2019, terdapat 7 dokumen partisipasi untuk 4 WK migas dari 5 WK yang ditawarkan. Dari hasil penilaian akhir oleh Tim Penawaran, ditetapkan pemenang lelang WK migas tahap 1 yaitu WK Anambas (Eksplorasi) dimenangkan oleh Kufpec Regional Ventures (Indonesia) Limited dan WK Selat Panjang (Produksi) dimenangkan oleh Konsorsum Sonoro Energy Ltd - PT Menara Global Energi.

Selain itu, penawaran yang diberikan investor melebihi pengajuan Pemerintah. "Anambas dan Selat Panjang penawarannya di atas yang dimintakan Pemerintah. Artinya apa? Blok-blok yang kita tawarkan itu diminati dengan nilai yang lebih tinggi dari yang ditawarkan Pemerintah," ujar Arcandra.

Iklim investasi migas Indonesia khususnya di sektor hulu menunjukkan tren yang menarik bagi investor, terutama sejak mulai diberlakukannya skema bagi hasil gross split pada tahun 2017. Dengan sistem gross split di mana proses administrasinya lebih sederhana, biaya investasi efisien dan regulasi yang memberi kepastian, mampu meningkatkan kepercayaan dan keyakinan investor terhadap iklim investasi migas di Indonesia.

Hingga 2018, tercatat sebanyak 14 wilayah kerja migas baru berhasil laku dalam lelang dengan sistem gross split. Selain itu, terdapat 21 blok terminasi dan 1 blok amandemen. Besaran komitmen kerja pasti yang bisa digunakan hingga 10 tahun mendatang US$ 2,13 miliar atau sekitar Rp 32 triliun. Sementara total bonus tanda tangan yang diperoleh mencapai US$ 895,4 juta atau sekitar Rp 13,4 triliun. (TW)