Terapkan Campuran CPO dengan Solar, Bukti Komitmen Pemerintah Kurangi Emisi Gas Buang

Senin, 29 April 2019 - Dibaca 794 kali

Jakarta, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral berkomitmen mengurangi emisi gas buang demi menciptakan lingkungan yang lebih baik. Salah satu caranya adalah dengan menerapkan campuran minyak sawit (CPO) dengan minyak solar. Saat ini, campuran keduanya telah mencapai 20%.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan menyatakan hal tersebut dalam acara Penandanganan kerja sama antara Kementerian ESDM dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Kantor KLH, Senin (29/4). Kerja sama ini meliputi reklamasi kawasan bekas tambang, penertiban perizinan kawasan hutan dan pemanfaatannya terhadap sektor ESDM serta pengendalian pertambangan.

Jonan lebih lanjut menjelaskan, pemanfaatan bahan bakar solar atau gas oil mencapai 2/3 dari total konsumsi bahan bakar di Indonesia. Jika dihitung aspek energi terbarukannya, maka 2/3 dikali 20% sehingga total penggunaan energi baru terbarukan untuk BBM mencapai 13%.

Sementara itu untuk pencampuran energi baru terbarukan dengan bahan bakar bensin yang mencapai 1/3 total konsumsi bahan bakar nasional, masih menjadi tantangan atau belum dapat dilakukan saat ini. Hal itu lantaran bahan baku campurannya harus bersaing dengan pakan ternak serta kebutuhan masyarakat lainnya.

"Yang bensin base ini tantangan karena campurannya kebanyakan etanol dan bahan bakunya itu misalnya E20, itu nanti bersaing dengan pakan ternak, masyarakat dan sebagainya. Jadi (saat ini) kita fokusnya ke (campuran) minyak diesel," ujar Jonan.

Untuk meningkatkan penggunaan minyak sawit sebagai bahan bakar, rencananya dalam dua tahun ke depan, PT Pertamina akan mencoba menerapkan pengolahan 100% CPO menjadi 100% minyak diesel. Dua kilang minyak yaitu Kilang Plaju dan Kilang Dumai dengan total kapasitas 200.000 barel per hari, juga telah disiapkan untuk mengolahnya.

Diakui Jonan, terdapat kendala dalam pengembangan pengolahan CPO menjadi bahan bakar yaitu faktor harga jualnya yang tinggi. Ini menyebabkan bahan bakar tersebut belum dapat diproduksi dalam jumlah besar.

Program pencampuran CPO dengan minyak solar, selain mengurangi emisi gas buang, juga menekan impor BBM. (TW)