2016, Pembangunan Infrastruktur Energi Secara Masif Dimulai

Kamis, 25 Juni 2015 - Dibaca 1215 kali

BALIKPAPAN - Ketidaktersediaan infrastruktur khususnya minyak, gas bumi dan kelistrikan membuat serapan domestic terhadap sumber daya alam yang ada tidak maksimal, sehingga dengan terpaksa di ekspor ke luar negeri. Pemerintah bertekad akan membangun infrastruktur energi agar dapat meningkatkan serapan domestik lebih besar. Tahun 2016 mendatang, pembangunan infrastruktur minyak, gas bumi dan kelistrikan akan dilaksanakan secara lebih massif.

"Banyak masukkan dari anggota parlemen bahwa kita belum terlalu massif, belum terlau kenceng membangun infrastruktur energi karena dari saving pencabutan subsidi premium dana yang dikumpul cukup besar, tetapi tidak banyak yang kita serap untuk pembangunan infrastruktur energi," demikian diungkapkan Direktur Jenderal Minyak Dan Gas Bumi. IGN Wiratmaja Puja dalam acara Serasehan Menteri ESDM dengan Asosiasi Daerah Penghasil Migas (ADPM) di Balikpapan, Kamis (25/6) hari ini.

Untuk sektor migas, Wiratmaja mengatakan, saat ini belum banyak infrastruktur migas. Cadangan BBM operasional yang dimiliki bangsa Indonesia saat ini hanya berkisar antara 18-22 hari. "Cadangan operasional itu adalah cadangan yang ada di tempat-tempat operasional seperti, depo-depo, SPBU. Negara-negara tetangga kita memiliki cadangan sudah minimum 30 hari bahkan ada yang mencapai hingga 50 hari," tambah Wiratmaja.

"Kita belum memiliki cadangan penyangga, negara tetangga kita memiliki cadangan penyangga ada yang 30 hari. Jadi dalam keadaan emergency dalam keadaan darurat kita tidak memiliki cadangan penyangga," lanjut Wiratmaja.
"Jadi kita harus segera membangun cadangan operasional minimal 30 hari dan cadangan penyangga juga 30 hari," tegas Wiratmaja.

Pemerintah bertekad untuk menyediakan infrastruktur minyak tersebar hingga di seluruh wilayah Indonesia baik barat maupun timur, karena saat ini yang tersedia hanya di Sumatera, Jawa dan Kalimantan. di wilayah timur rada kosong, jadi kita kedepan akan membangun infrastruktur di Papua, Maluku dan wilayah bagian timur lainnya. "Anggota parlemen kita sangat mendukung cadangan operasional dan penyangga dan juga infrastruktur yang dibutuhkan di Indonesia bagian timur,"ujar Wiratmaja.

Indonesia memiliki cadangan gas yang terseber dibeberapa wilayah namun belum termanfaat karena terbatasnya infrastruktur yang ada, infrastruktur yang menghubungkan antara pusat penghasil dengan pusat pengguna.Infrastruktur gas hanya ada di Sumatera, Jawa dan sebagian Kalimantan yang lain sama sekali tidak ada infrastruktur gasnya ini juga tantangan kita
Selain sektor minyak dan gas bumi, sektor lain yang masih membutuhkan infrastruktur adalah kelistrikan. "Cita-cita kita adalah bagaimana kita membangun energi atau menyediakan energi supaya Indonesia dimasa depan dan jangan terlalu lama dari sekarang, seluruh wilayah Indonesia sudah seperti Pulau Jawa, yang terang benderang dimalam hari," ujar Wiratmaja.

Artinya disana harus tersedia energi, harus ada industry dan harus ada masyarakat yang disana, lanjut Wiratmaja."Jadi saya berharap kita bisa bergandengan tangan membangun infrastruktur gas sehingga kita bisa memiliki infrastruktur gas hingga ke wilayah Indonesia bagian timur," pungkas Wiratmaja. (SF)

Bagikan Ini!