"4th Gleneagles Dialogue" Gagal Mencapai Kata Sepakat

Kamis, 27 Maret 2008 - Dibaca 2344 kali

Pada sidang pertama yang merupakan Major Economics Meeting (MEM) on Energy Security and Climate Change, para negara berkembang tidak berhasil mencapai kesepakatan dengan negara maju karena menilai dokumen terlalu rinci dan tidak mengetengahkan Bali Road Map (terutama "common but differentiated responsibility") dalam upaya mengurangi GHG. Dalam membahas masalah teknologi Jepang menyampaikan proposal master plan Cool Earth 50 yang secara revolusioner dapat mengurangi GHG pada tahun 2050. intervensi yang sebagian besar datang dari negara berkembang termasuk Indonesia untuk segera mewujudkan janji negara maju dalam transfer teknologi yang sampai saat ini masih terkendala.

Mantan PM Inggris Tony Blair dalam keynote speechnya menyatakan bahwa perseteruan antara negara maju dengan negara berkembang harus segera dihentikan, serta berpendapat bahwa Climate Change Justice hanya dapat terjadi apabila pengeluaran emisi per-kapita dapat disetarakan, sebagai contoh AS yang mengeluarkan 20 ton/kapita/thn dan EU dengan 10 ton/kapita/thn, dibandingkan Indonesia yang hanya 1 ton/kapita/thn.

Secara umum 4th Gleneagles Dialogue ini dinyatakan berhasil dalam pelaksanaan dialog antar negara yang lebih terbuka dan jujur namun gagal dalam mencapai kesepakatan tentang langkah-langkah nyata pengurangan emisi GHG dan bentuk kesepakatan setelah post-Kyoto. Diharapkan kondisi ini bisa menjadi masukan untuk G8 summit agar dapat dicari kesepakatan yang dapat lebih menajamkan upaya penurunan GHG.

Bagikan Ini!