Gas Laut Dalam Selat Makasar untuk PT Pupuk Kalimantan Timur

Kamis, 11 Desember 2008 - Dibaca 4407 kali

JAKARTA.Gas laut dalam di Selat Makasar yang diusahakan oleh Chevron digunakan untuk memasok kebutuhan PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT). Cadangan gas yang diperkirakan sebesar 120-900 MMSCFD ini diharapkan bisa memenuhi kebutuhan PKT selama 10 tahun. Plant Off Development (POD) sudah disetujui 29 Agustus 2008 dan dijadwalkan mulai on stream (mengalir) mulai 2013.

"Peruntukan gas di laut dalam Selat Makasar untuk melanjutkan pemenuhan pasokan gas PKT setelah pasokan gas Sebuku menurun," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Purnomo Yusgiantoro saat memberikan paparan mengenai Pasokan Gas Untuk Pabrik Pupuk pada Rapat dengan Wakil Presiden M Yusuf Kalla, Jum'at (28/11) di Jakarta.

Peruntukan gas laut dalam Selat Makasar, menurut Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, dilakukan melalui mekanisme pemenuhan Domestic Market Obligation (DMO) gas bumi. Pada mekanisme ini dilakukan dengan mempertimbangkan harga gas yang dikaitkan dengan keekonomian pengembangan lapangan migas. Pasokan gas laut dalam Selat Makasar untuk PKT ini diperkirakan akan mengalami masa puncak (peak) selama 3 tahun.

Pada kesempatan tersebut juga diungkapkan oleh Menteri ESDM bahwa pasokan gas untuk PKT sejauh ini masih bisa dipenuhi dari KKKS di Kalimantan Timur (Vico, Chevron dan Total). Volume pasokan gas sesuai Gas Sales Agreement (GSA) untuk PKT adalah PKT 1 sebesar 80 MMSCFD (s/d 2010), PKT 2 sebesar 70 MMSCFD (s/d 2017), PKT 3 sebesar 43 MMSCFD (s/d 2017) dan PKT 4 sebesar 48 MMSCFD (s/d 2021). Sedang untuk pasokan perpanjangan PKT 1 (2011) telah dialokasikan KKKS Kaltim sebesar 80 MMSCFD.

Selain itu juga dipaparkan bahwa cadangan gas di Masela yang diusahakan oleh Abadi (Inpex Masela) juga memungkinkan untuk memasok kebutuhan pabrik pupuk. Potensi gas Masela yang mencapai 600 MMSCFD saat ini dalam proses persetujuan POD. Dijadwalkan rencana on stream pada 2016. "Ini memungkinkan untuk pasokan pabrik pupuk dimana diadakan relokasi pabrik mendekati sumber gas," papar Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro.

Bagikan Ini!