Gunakan BBG, Nelayan Demak: Kami Bisa Menabung untuk Menyekolahkan Anak

Minggu, 10 September 2017 - Dibaca 1999 kali

DEMAK - Nelayan di Kabupaten Demak, Jawa Tengah dengan antusias ucapkan rasa terima kasih atas bantuan yang diberikan dalam mewujudkan program konversi Bahan Bakar minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) kepada para nelayan sejak tahun 2016. "Saya banyak berterima kasih kepada pihak-pihak mengenai bantuan BBM pindah ke LPG. Sangat meringankan kita," ungkap Sutrino di hadapan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Ego Syahrial, di Kabupaten Demak, Kamis (7/8).

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Slamet, rekan Sutrino. Ia mengakui sekarang dirinya bisa menabung untuk meringankan biaya pendidikan anaknya dari sisa uang pembelian LPG 3 Kg. "LPG lebih irit dan kami bisa menabung untuk menyekolahkan anak-anak dan mencukupi keluarga kami di desa kami," kata Slamet yang sudah setahun merasakan manfaatnya.

Jika dibandingkan, dalam sehari, satu tabung LPG 3 Kg, seharga Rp17.000 bisa dipakai hingga dua hari. Sedangkan, bila menggunakan BBM, sedikitnya membutuhkan tiga liter, dengan harga per liter Rp8.500.

"Jadi perkiraan saya itu kalau pakai tabung dua hari, itu sudah irit hampir 80%," sambungnya.

Sementara itu, nelayan kecil lainnya, Ngatriman, memohon kepada Pemerintah agar menjaga distribusi LPG 3 Kg bersubsidi ke nelayan Demak. Ngatriman berharap agar distribusi tersebut terpusat ke kelompok nelayan. "Kalau pembelian akan lebih efektif jika distribusi ke organisasi nelayan biar bisa tepat sasaran, Pak," harap Ngatriman.

Ditemui di tempat berbeda, Bajang (55) merasa lega karena di tahun 2017 ini dirinya menjadi salah satu penerima paket perdana konverter kit BBM ke BBG bagi nelayan. Terbayang beban finansialnya akan mulai berkurang berkat bantuan Pemerintah. Ke depan, ia tak perlu banyak pengeluaran buat sampan mini (kapal mesin kecil) dalam sekali melaut.

Di temani sang adik, Bajang yang sudah melaut sejak masih di Sekolah Dasar, menyisir ikan hingga radius 70 KM dari perairan Demak, Jawa Tengah sejak terbit fajar hingga jam dua siang. "Melautnya sekitar perairan Semarang, Jepara," tutur pria berpakaian khas nelayan kepada www.esdm.go.id.

Jika hasil tangkapan bagus, dalam sehari, pria beranak dua ini sanggup mengantongi uang sebesar Rp300.000 dari sekitar 15 Kg hasil tangkapan ikan.

Penghasilan ini belum termasuk pengeluaran Bahan Bakar Mesin (BBM) untuk sampan mini. "Butuh sekitar dua liter (BBM) dalam sehari melaut. Harganya (kisaran) Rp9.000 per liter," ungkap Pria asli Morodemak.

Kini, ia cukup tenang. Bantuan paket konverter kit BBM ke Bahan Bakar BBG LPG 3 Kg oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal dinilai sangat meringankan kebutuhan melaut. "(Akan) lumayan terbantu. Lebih hemat. Kalau buat kebutuhan sehari-hari berkecukupan," kata Bajang.

Sudah sebulan lebih, Bajang terdata oleh Kelompok Nelayan Morodemak, Demak untuk mendapatkan paket konverter kit LPG 3 Kg Tahun 2017. "Dikasih tau kelompok (nelayan) ada pemberian gratis," ungkap Bajang.

Setelah mendengar hal tersebut, Bajang bergegas mengajukan permohonan dan lolos sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.

Kementerian ESDM menetapkan pemberian paket konverter kit LPG 3 Kg menyasar ke para nelayan kecil yang memiliki kapal perikanan kurang dari 5 Gross Tonnage (GT) dengan menggunakan mesin motor tempel berbahan bakar BBM dan/atau yang beroperasi harian, memiliki daya mesin kurang dari 13 Horse Power (HP), jenis alat tangkap ramah lingkungan, serta belum menerima bantuan sejenis dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah atau badan usaha.

Bajang pun sudah tak sabar menanti pembagian paket konverter kit tahun 2017. "Baru di data. Beruntung saya sudah daftar sebulan kemarin. Saya sudah tunggu (konverter kit). Di datanya ada," tutupnya. (NA)

Bagikan Ini!