HUT PPPGL ke 29

Kamis, 7 Maret 2013 - Dibaca 1988 kali

BANDUNG - Pada tanggal 6 Maret 20113, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) memasuki usia 29 tahun. Hari jadi ini dirayakan secara sederhana di kantor PPPGL di Bandung, bersamaan dengan pelepasan delapan pegawai PPPGL yang memasuki masa purna bakti. Enam pegawai yang tersebut merupakan bagian dari 163 pegawai yang mengisi formasi awal di PPGL, termasuk di antaraya mantan Kepala PPPGL, Subaktian Lubis.

Kelahiran unit yang memiliki dua kantor di Bandung dan Cirebon ini ditandai dengan pembentukan Seksi Geologi Marin dan Seksi Geofisika Marin pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G) pada tahun 1979. Pada tanggal 6 Maret 1984 kedua seksi tersebut menjadi cikal bakal terbentuknya Pusat Pengembangan Geologi Kelautan (PPGL). Unit eselon II ini berada di bawah Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 1092 Tahun 1984.

PPGL diperkuat oleh dua bidang teknis dan tiga bidang penunjang, yakni Bidang Geologi Kelautan, Bidang Geofisika Kelautan, Bidang Sarana Operasi Kelautan, Bidang Manajemen Informasi dan Bagian Umum. Pada era ini, PPGL berhasil memiliki kapal peneliti Geomarin I, yang dipergunakan untuk survei pantai dan laut dangkal. Kapal yang kini berusia 23 tahun ini melaksanakan kegiatan pemetaan geologi kelautan bersistem skala 1:250.000 di perairan dangkal, sedang survei pantai dilaksanakan untuk mendukung kajian geologi kelautan tematik di kawasan pesisir.

Perubahan struktur organisasi Departemen Pertambangan dan Energi menjadi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral pada tahun 2000, telah turut merubah tatanan organisasi PPGL. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 150 Tahun 2001, PPGL menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) dan bernaung di bawah Badan Litbang Energi dan Sumber Daya Mineral. Pada era ini PPPGL berkembang dengan semangat menuju kemandirian, sejalan dengan lingkungan strategis globalisasi, AFTA, perkembangan industri kelautan yang pesat, Otonomi Daerah dan kemitraan.

Pada tahun 2005, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral melakukan perubahan struktur organisasi melalui Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 0030 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Laksana Departemen ESDM di Badan Litbang ESDM. Peraturan ini telah mengukuhkan tugas dan fungsi PPPGL sebagai penunjang dalam upaya meningkatkan investasi sektor ESDM, terutama penyediaan data klaim atas wilayah landas kontinen, dan peningkatan status cekungan minyak dan gas bumi di laut.

Menjelang usia tiga dekade ini, PPPGL telah memiliki tiga kapal peneliti Geomarin I, II dan III. Hingga Agustus 2011, kapal Geomarin I telah menyelesaikan pemetaan geologi dan geofisika kelautan bersistem skala 1:250.000 mencapai 113 lembar atau sekitar 30,9% dari seluruh wilayah perairan Indonesia. Kapal Geomarin II merupakan kapal kecil untuk survei khusus wilayah pesisir pantai dan sungai. Kapal yang dilengkapi peralatan survei standar geologi/geofisika pantai ini pernah bertugas memantau aliran lumpur Sidoarjo di sungai Porong, Jawa Timur.

Untuk memenuhi kebutuhan penelitian geologi, geofisika, oseanografi dan hidrografi, PPPGL melengkapi kapal Geomarin III dengan beragam peralatan canggih, di antaranya fasilitas DPS/DP-1 (Dynamic Positioning System), yaitu sistem manuver pergerakan relatif terhadap gerakan sensor bawah laut saat pengoperasian Remotely Operated Vehicle (ROV), dan posisi diam absolut saat pengambilan contoh dasar laut, pengukuran arus dan gelombang laut). Dengan kapal yang diresmikan pada Agustus 2009 ini, PPPGL diharapkan dapat memenuhi target pemetaan geologi kelautan bersistem menjadi 16 lembar peta/tahun.

Kapal yang bersandar di Cirebon ini dapat memetakan epikontinen dan laut dalam yang diduga berpotensi mengandung migas, mineral sulfida dasar laut dan metan hidrat. Pemetaan geologi bersistem tersebut juga dimanfaatkan untuk meningkatkan status dan tingkat pengetahuan cekungan hidrokarbon, terutama untuk wilayah Indonesia Bagian Timur. Oleh karena itu mulai tahun 2012 Geomarin III telah melaksanakan pemetaan di wilayah Kalimantan Timur dan pada tahun 2013 direncanakan untuk melaksanakan pemetaan di kawasan Papua dan Indonesia Timur lainnya.

Selain untuk keperluan pemetaan, kapal Geomarin III juga multi fungsi untuk studi geotektonik, pemetaan cadangan mineral letakan lepas pantai. Kapal ini tidak hanya dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan pemetaan sendiri namun juga dapat dipergunakan untuk kegiatan kerja sama dengan pihak lain, di antaranya emetaan mofologi bawah laut, hazard dan site survey untuk pengembangan sarana pantai dan lepas pantai, perencanaan dan konstruksi pipa dan kabel bawah laut, inspeksi konstruksi bawah laut, survei seismeik 2D untuk prospeksi dan pengembangan lapangan migas serta survei seismik profilling dan survei seismik resolusi tinggi untuk pemetaan cadangan mineral lepas pantai.

PPPGL juga dilengkapi dengan cold storage di kantor PPPGL di Cirebon untuk menyimpanan contoh sedimen dasar laut di sebagian besar wilayah Indonesia yang telah diteliti dan dipetakan PPPGL selama ini. Sarana penyimpanan seperti ini merupakan satu-satunya tempat penyimpanan sampel sedimen dasar laut yang ada di Indonesia. (AM/ER)

Bagikan Ini!