Indonesia Lebih Maju Dalam Pengelolaan Subsidi Tepat Sasaran

Rabu, 8 Juni 2016 - Dibaca 1132 kali

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, hari ini, Rabu (8/6) melaksanakan Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi VII DPR-RI, Fadel Muhammad. Dalam rapat kerja tersebut, Menteri Sudirman menyatakan bahwa Indonesia sudah lebih maju dalam urusan pengelolaan subsidi, dibandingkan dengan negara-negara lain.

Penurunan harga minyak pada saat ini telah membawa konsekuensi fiskal yang sangat signifikan bagi negara-negara yang mengandalkan ekspor minyak sebagai sumber utama pendapatan negara. Pasca kelebihan suplai di awal 2014, harga minyak dunia menurun tajam, dari level US$100-an/barel menjadi ke level US$50-an/barel saat ini. Indonesia walaupun sudah menjadi negara net importer, masih memasukkan hasil ekspor minyak dan gas (migas) sebagai sumber penerimaan negara. Turunnya harga minyak tersebut tak pelak lagi juga mempengaruhi pos penerimaan pada struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Struktur APBN-P 2016 mengalami perubahan dengan turunnya pendapatan dari migas", kata Menteri Sudirman. Perubahan tersebut harus diantisipasi oleh Pemerintah dengan tepat, antara lain terkait dengan pengelolaan subsidi agar tidak membebani APBN.

"Menggeser subsidi adalah hal yang harus kita lakukan bersama terus menerus agar fiskal kuat dan masyarakat resilient (tangguh) untuk membayar bahan bakar minyak sesuai keekonomian. Makin banyak subsidi yang digeser ke sektor yang produktif itu makin baik", ungkap Sudirman.

Seperti diketahui, subsidi bahan bakar minyak di Indonesia selama ini tidak hanya bermanfaat untuk kelompok masyarakat yang rentan secara ekonomi, namun juga dinikmati oleh kelas menengah ke atas yang memiliki kendaraan bermotor roda dua atau lebih.

Menggeser subsidi bukanlah hal yang sederhana ditengah kondisi fiskal yang tidak baik. Masyarakat harus disiapkan untuk mampu menanggung beban subsidi untuk menuju harga keekonomian. "Saat ini negara-negara kaya minyak seperti Saudi Arabia, Iran dan Venezuela berupaya keras untuk menggeser subsidi. Negara-negara yang terlambat melakukan adjustment akan mengalami masalah fiskal. Apabila masyarakat tidak dipersiapkan dengan baik untuk memikul subsidi, maka saat pendapatan negara berkurang akibat turunnnya harga minyak akan timbul masalah", papar Sudirman.

"Kita sangat baik, karena secara bertahap betul-betul telah mengedukasi masyarakat. Tetapi yang paling penting, masyarakat yang paling rentan/bawah dikasih bantuan sosial, bantuan kesehatan, dan bantuan pendidikan. Itu yang disebut subsidi tepat sasaran", pungkas Sudirman. (SM)

Bagikan Ini!