Kang Emil: Transparansi menjadi Kunci Pelayanan Publik yang Baik

Rabu, 1 Maret 2017 - Dibaca 1796 kali
BANDUNG - Walikota Bandung Ridwan Kamil atau yang biasa disapa Kang Emil berbagi pengalamannya membangun pelayanan publik kota Bandung dalam acara One Hour University (OHU) di Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM), Bandung (1/3). Sebelum Kang Emil menjabat sebagai Walikota Bandung, kota Bandung mendapatkan peringkat pelayanan publik yang rendah dibandingkan 500 kota/kabupaten lainnya.

"Dulu raport pelayanan publik untuk tahun 2013 nilai LAKIP Kota Bandung dari Kementerian PAN-RB mendapat rangking 200, sekarang rangking 1 nasional. Dari 500 kota kabupaten yang mendapat raport A nilai 80 hanya kota Bandung, dulu nilainya hanya 55. Dulu, dari ombudsman raport pelayanan publik merah semua skrg sudah hijau. Dulu dari Komisi Informasi kita rangking belasan sekarang rangking 1 tentang open government", ungkap Kang Emil.

Selama 3,5 tahun dirinya menjabat sebagai Walikota Bandung, ia melakukan penataan dan transparansi di segala bidang. Transparansinya dilakukan melalui penciptaan sistem kerja berbasis online, sehingga publik dapat dengan luas mengakses dan memantau kinerja pemerintah Kota Bandung. Bahkan seluruh perangkat daerah seperti lurah dan camat diwajibkan memiliki media sosial dan membuat publikasi berupa berita per hari.

"Sistem pelayanan publik di Kota Bandung sekitar 400an sistem yang keseluruhannya sudah online. Selain itu, saya perintahkan perangkat desa semua punya akun media sosial. Setiap hari lurah dan camat harus membuat berita. Sehari kami memproduksi berita lebih dr 200 berita. Dengan seperti itu, trust/kepercayaan publik menjadi meningkat karena kita transparan", ujar Kang Emil.

"Ini juga sebagai alat kepada publik bahwa kita bekerja. Di survey kepercayaan publik di kota Bandung mencapai 80-90 %," tambahnya.

Kang Emil juga menambahkan bahwa semua kerja keras itu tidak terlepas dari seorang pemimpin yang mau ikut turun tangan, pemimpin yang mau ikut turun ke lapangan, dan juga didukung oleh penggunaan teknologi yang tepat guna. "Resep kepemimpinan yang baik adalah pemimpin yang mau ikut turun ke lapangan, yg turun tangan akan jauh lebih cepat dan juga dikunci dengan teknologi yang mendukung," tambah Kang Emil.

Kota Bandung yang dinobatkan sebagai Smart city karena dalam pemerintahan menggunakan teknologi utk mengontrol birokrasi yang langsung terhubung dengan warganya. "Melalui teknologi, kami terhubung dengan warga Bandung, lalu tugas kami untuk mengkonfirmasi data. Inilah manajemen baru dlm pemerintahan indonesia. Contohnya melalui sistem E-budgeting kita dapat menghemat 1 triliun," ungkapnya.

"Karena sebuah proses yang kita lakukan tidak akan membohongi hasil, demikian sebaliknya," ungkap Kang Emil.

Sebelum mengakhiri sambutannya Kang Emil juga memberikan "wejangan" bahwa kita harus mencintai apa yang sedang kita kerjakan, dan juga kerjakan apa yang kita cintai, dengan begitu sebuah pekerjaan akan dapat dilakukan seoptimal mungkin. (BAM)

Bagikan Ini!