Karst Rajamandala Miliki Nilai Geologis Tinggi

Kamis, 22 Juli 2010 - Dibaca 5825 kali

BANDUNG. Kawasan Karst Rajamandala terdiri dari berbagai situs peninggalan prasejarah., antara lain terdapat Tebing Citatah. Tebing dengan nama sesuai ukurannya seperti Citatah 125, 30 dan 48 ini merupakan batu gamping yang terangkat dari bawah permukaan laut, hingga menciptakan lipatan-lipatan. Kawasan Karst Citatah-Rajamandala merupakan perbukitan berketinggian antara 700-900 m di atas permukaan laut yang memanjang berarah timur-timurlaut di Tagogapu, utara Padalarang, ke barat-baratdaya di daerah Saguling, selatan Rajamandala. Perbukitan ini merupakan perbukitan lipatan dari batuan marine Tersier terdiri dari batulempung Formasi Batuasih, batugamping Formasi Rajamandala, batupasir-batulempung Formasi Citarum, dan breksi Formasi Saguling. Di daerah Tagogapu-Citatah-Saguling, morfologi yang menonjol adalah perbukitan Karst yang terjadi pada batugamping Formasi Rajamandala. Di Kawasan Karst Rajamandala saat ini banyak dilakukan eksploitasi penambangan batu kapur, hampir seluruh bukit-bukit batugamping di kawasan itu tidak lagi utuh karena mengalami penggalian dan penambangan untuk keperluan industri. Perbukitan Karst yang terlanjur tereksploitasi sangat disayangkan karena memiliki nilai geologis, geomorfologis, dan arkeologis yang belum tereksplorasi. Berkaitan dengan aktifitas penambangan pada kawasan Karst, Kementerian ESDM telah mengeluarkan Keputusan Menteri ESDM No.1456/K20/MEM/2000 tentang Pengelolaan Kawasan Karst. Dalam Kepmen diatur beberapa hal terkait pengelolaan Kawasan Karst agar tidak merugikan semua pihak dan kelestarian alam dapat tetap terjaga. (SF)

Bagikan Ini!