Kebijakan Pengembangan Energi Alternatif Di India

Minggu, 25 Juli 2010 - Dibaca 6713 kali

JAKARTA. Ministry of New and Renewable Energy merupakan instansi pemerintah di India yang bertugas untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan energi. Kebutuhan akan energi baru dan terbarukan di India dilakukan melalui peningkatan produksi dalam negeri sejalan dengan kebijakan diversifikasi energi, dan direncanakan pada tahun 2032 dapat mencapai 5-6 persen energi mix terutama untuk mengkonversi pemakaian batubara dan minyak bumi.Kebijakan pengembangan energi baru dan terbarukan terutama dilakukan terhadap sumber energi yang berasal dari bahan bakar nabati (BBN), energi surya, energi bayu, dan energi mikro hidro. Program utama yang dilakukan terhadap pengembangan energi tersebut adalah untuk: (i) program pengembangan energi terpadu di perdesaan: (ii) pengembangan kelistrikan di perdesaan tertinggal: (iii) biogas; (iv) energi terbarukan untuk daerah perkotaan, industri, dan perkotaan. Pemenuhan kebutuhan kelistrikan merupakan kebijakan utama di India terutama dengan terbitnya Electricity Act pada tahun 2003 dan dilakukan melalui kebijakan energi baru dan terbarukan.Kebijakan BBN di India dilakukan melalui pengembangan biodiesel dan bioetanol, dengan komoditas: (i) Jatropha curcas; (ii) Karanjia; (iii) Castor oil; (iv) Cotton seed oil, serta (v) Mollasses, (vi) Beet; dan (vii) Sorghum, yang keseluruhannya dikembangan terutama untuk pemenuhan kebutuhan energi sektor transportasi. Arah pengembangan komoditas adalah pada non-edible oil, sehingga tidak berkompetisi dengan kebijakan pangan. Kebijakan BBN mulai diterapkan oleh Kementerian Petroleum pada tahun 2005. Komoditas Jatropha untuk biodiesel masih dalam taraf pengembangan pada lembaga-lembaga penelitian, dengan sasaran pada pemanfaatan lahan kritis diluar pemanfaatan kawasan pertanian pangan, serta sejalan dengan penetapan Rural Business Hubs sebagai pengolah biodiesel. Target B-5 dan secara bertahap menuju B-20 merupakan mandatory dari pemerintah India dalam pengembangan dan penerapan biodiesel. Serangkaian percobaan telah dilakukan dengan melakukan pencampuran biodiesel 5% untuk sektor transportasi, seperti mobil dan kereta api, termasuk uji coba emisi test. Industri perminyakan dapat diberikan kebijakan konsesi apabila mengembangkan biodiesel oleh pemerintah India.Kebijakan pengembangan bioetanol diarahkan pada pemanfaatan Molasses yang berasal dari komoditas tebu, sehingga tidak mengganggu penyediaan gula. Saat ini telah ditetapkan kebijakan E-5 dan secara bertahap dikembangkan ke E-10 pada 2012. Serangkaian percobaan terhadap industri otomotif untuk penerapan E-5 dan telah dinyatakan layak, namun saat ini masih belum dapat ditingkatkan kearah yang lebih tinggi karena masih dianggap dapat mengganggu mesin kendaraan. Indian Oil telah menerapkan E-5 di beberapa negara bagian India sejak 2003, dan pemanfaatannya akan lebih baik apabila menerapkan catalytic converter kit.Pengembangan energi tenaga angin (energi bayu) di India ditujukan untuk memanfaatkan potensi tenaga angin sebagai sumber energi melalui penelitian serta penerapan secara lebih efisien. Potensi tersebut didahului dengan pemetaan ketersediaan data tenaga angin sebagai acuan penetapan lokasi, dengan perkiraan kecepatan minimal 4-5 m/detik. Saat ini telah terdapat 45 stasiun energi tenaga angin di 14 negara bagian, dengan 16 stasiun monitoring energi tenaga angin, dengan kemampuan turbin berkisar 250 kW - 1000 kW.Energi surya di India dikembangkan untuk kawasan perkotaan, komersial, dan perumahan, sebagai sumber kelistrikan termasuk untuk water heating, serta diperdesaan yang belum dialiri listrik terutama sebagai sumber penerangan. Secara umum pemanfaatan water heating dari energi surya sebesar 100 liter/hari dapat menghemat listrik sampai 1500 kWh/tahun, sedangkan pengembangan solar photovoltaic (SPV) cells telah dimanfaatkan sebagai sumber penerangan rumah dan jalan.Kebijakan pemanfaatan Compressed Natural Gas (CNG) telah dilakukan oleh pemerintah India dengan tujuan utama untuk mengurangi polusi udara di kota-kota besar India, serta melakukan konversi pemanfaatan energi. Pemanfaatan CNG terutama di ibukota India diarahkan pada kendaraan umum seperti bus kota serta kendaraan roda tiga (bajaj), serta menyediakan CNG baik pada SPBU maupun SPBG khusus CNG bekerja sama dengan pihak BUMN maupun swasta. India merupakan salah satu negara berkembang yang sangat baik dalam pembelajaran pemanfaatan energi baru dan terbarukan karena kebijakan pemerintah yang fokus dan sungguh-sungguh dengan pemanfaatan sumber daya yang relatif banyak dan bervariasi, dengan kebijakan-kebijakan yang dilakukan secara sistematis, komprehensif, dan integratif, termasuk kebijakan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat di perdesaan melalui penyediaan energi serta fasilitas penerangan.Berfungsinya lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan (R&D) di bidang teknologi energi baru dan terbarukan terbukti dapat menghasilkan karya teknologi, dan di India muncul dari pusat penelitian seperti Center for Wind Energy Technology, Solar Energy Center, serta industri otomotif seperti Tata Motors dan Gujarat Roadways. yang tidak lain menjadi salah salah kunci keberhasilan implementasi energi terbarukan di India. Selain itu kebijakan peraturan yang dikeluarkan Pemerintah India mampu menghadirkan iklim yang tidak hanya memayungi swasta, tetapi juga masyarakat sebagai bagian integral dari stakeholder di bidang energi. (SF)Sumber : Tim Energi Alternatif

Bagikan Ini!