Kerjasama Sektor Energi Indonesia-Queensland Akan Ditingkatkan

Senin, 8 Maret 2010 - Dibaca 2756 kali

JAKARTA. Kerjasama di bidang energi dan sumber daya mineral antara Indonesia dengan Negara bagian Queensland, Australia, akan terus ditingkatkan mengingat selama ini Queensland merupakan partner pertambangan yang memiliki banyak kesamaan dengan Indonesia."Pemerintah Queensland kini tengah giat mengupayakan Coal Bed Methane (CBM) sebagai sumber energi, dan hingga saat ini 60% kebutuhan energi di wilayah tersebut telah dipasok dari CBM", demikian disampaikan Staf Khusus Menteri ESDM bidang Percepatan Energi dan Produksi Migas, Denie Tampubolon di Jakarta (5/3), usai mendampingi Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh melakukan kunjungan ke Queensland.Selain merupakan salah satu wilayah pertambangan terbesar di Australia, banyak perusahaan asal Queensland telah berinvestasi di sektor pertambangan Indonesia, seperti Leighton dan Thiess. Oleh karena itu, kerjasama Indonesia-Quensland harus ditingkatkan ke depannya, terutama dalam mengembangkan energi baru terbarukan yang belum tergarap optimal di Indonesia.Potensi CBM di Indonesia jauh lebih besar dari potensi di Queensland, namun Queensland telah mulai lebih dulu mengelolanya dibanding Indonesia yang baru mengembangkan beberapa tahun terakhir ini. "Kita bisa belajar dari Queensland, dengan harapan suatu saat nanti produksi CBM kita bisa melebihi mereka," ujar Denie.Mengenai adanya kegamangan investor usai dikeluarkannya UU Minerba yang mengatur tentang Domestic Market Obligation (DMO), pada pertemuan dengan pemerintah Queensland disampaikan bahwa kebijakan DMO diimbangi dengan kebijakan Coal Pricing, sehingga investor tidak perlu takut harga di pasar domestik akan jatuh. "Para investor tidak perlu khawatir sebab harga batubara di pasar dalam negeri nanti akan disesuaikan dengan harga di pasar dunia," ujar Denie. (KO)

Bagikan Ini!