Keunggulan Sumber Daya Alam (SDA) Bersifat Sementara

Senin, 18 Juli 2011 - Dibaca 13279 kali

JOMBANG - Berulang kali dalam beberapa kesempatan Menteri ESDM, Darwin Zahedy Saleh mengungkapkan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan. Pengalihan (transformasi) dari keunggulan sumber daya alam menjadi keunggulan sumber daya manusia mutlak harus dilakukan karena keunggulan sumber daya alam bersifat "sementara". Transformasi keunggulan Sumber Daya Alam (comparative advantage) menjadi keunggulan Sumber Daya Manusia (competitive advantage) dapat dijembatani melalui pendidikan"Mentransformasi kekayaan sumber daya alam yang diberikan Tuhan ke alam Indonesia kedalam kekuatan keunggulan sumber daya manusia antara lain dengan jalan kerjasama dengan komunitas pesantren adalah satu perjuangan Indonesia kedepan," ujar Menteri ESDM dalam sambutannya pada acara Pencanangan Kerjasama antara Badan Diklat ESDM dengan Pesantren Tebu Ireng, Sabtu (16/7/2011).Sumber daya alam merupakan karunia Tuhan yang diamanahkan untuk dapat ditransformasikan menjadi suatu sumber daya yang berkelanjutan. Berdasarkan pemikiran tersebut maka pengelolaan sektor ESDM memiliki satu muara tujuan yaitu mengkonversi keunggulan potensi sumber daya alam yang dimiliki Indonesia berupa Sumber Daya Alam (SDA) energi dan mineral yang dikenal sebagai comparative advantage yang merupakan keunggulan bersifat "sementara" menjadi keunggulan yang bersifat kualitas (competitive advantage).Kementerian ESDM cq. Badan Diklat ESDM menandatangani kerja sama peningkatan kualitas SDM dikalangan komunitas pesantren. Melalui program pengembangan sumber daya manusia bersama dalam bentuk pelatihan keterampilan diharapkan akan tercipta calon tenaga kerja terampil yang berkualitas dan siap menjawab kebutuhan tenaga kerja di industri tidak hanya di lingkup nasional, namun juga internasional.Langkah Kementerian ESDM tersebut disambut baik Sholahudin Wahid (Gus Sholah) selaku Pengurus Pesantren Tebu Ireng, menurutnya, program peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan Kementerian ESDM dengan melakukan kerjasama dengan komunitas pesantren sebagai sesuatu yang luar biasa, pertama, karena belum ada Menteri ESDM lain yang pernah melakukan kegiatan ini dan mungkin tidak ada Menteri lain kecuali Menteri Agama tentunya yang melakukan kegiatan ini, hal ini menunjukkan bahwa Menteri ESDM mengganggap penting komunitas pesantren, kedua meningkatkan daya saing dan mengurangi ketimpangan "skill" masyarakat kota dengan pedesaan sehingga dapat mengurangi urbanisasi, ketiga mengurangi jumlah TKW/I dan terakhir mengurangi radikalisme Islam. "Ini saya pikir satu langkah strategis yang luar biasa", ujarnya."Yang dilakukan ESDM dengan mencoba melatih santri juru las bersertifikat walaupun kecil mengandung makna yang besar, dan kita harus mengupayakan supaya pesantren sebagai bagian yang tertinggal bisa ikut maju bersama-sama dengan kecepatan yang tidak terlalu jauh ketinggalan. Kalau kita bisa melakukan itu banyak manfaat yang kita peroleh", lanjut Gus Solah.Sebagai langkah awal kerjasama, Kementerian ESDM telah menyusun program pelatihan keterampilan untuk tenaga juru las (welder) dengan kualifikasi cukup tinggi yang pada saat ini banyak dibutuhkan oleh industri di dalam dan luar negeri, khususnya di Negara-negara Timur Tengah. Pelatihan pengelasan dengan kualifikasi 6G/E9 tersebut akan berlangsung selama 18 (delapan belas) minggu di Pusdiklat Minyak dan Gas Bumi, Cepu, dan diikuti oleh 20 peserta/angkatan. Materi pelatihan yang akan diberikan diakui kualitasnya oleh International Institute of Welding (IIW) dan diakui secara internasional di 55 negara. (SF)

Bagikan Ini!