Kualitas Uap PLTP Kamojang Terbaik Di Indonesia

Minggu, 18 Juli 2010 - Dibaca 11384 kali

BANDUNG. Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) Kamojang merupakan yang terbaik di Indonesia, karena uap yang dikeluarkan sangat kering (very dry) dengan kelembaban yang sangat rendah sehingga uap dapat langsung masuk ke turbin. Meski demikian pihak PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) tetap melakukan memonitor kualitas uap yang dihasilkan sumur produksi secara periodik. "Tidak diperlukan chemical treatment untuk mendapatkan kualitas uap", demikian dipaparkan managemen PT Pertamina Geothermal Energy (PT PGE) saat menerima peserta Diklat Kementerian ESDM, Jumat (16/7).Uap panas bumi yang memasok PLTP Kamojang meski memiliki kualitas baik (sangat kering) namun tetap dilakukan pemantauan dan analisa secara periodik untuk memonitor kandungan uap seperti, kandungan kimia, Lumpur, dan material lain yang dapat mengurangi kinerja mesin pembangkitan ataupun merusak peralatan pembangkitan. Setiap turbin memiliki spesifikasi dan karakterisktik tersendiri.Sistem pembangkitan PLTP Kamojang merupakan sistem pembangkitan yang memanfaatkan tenaga panas bumi yang berupa uap. Uap tersebut diperoleh dari sumur - sumur produksi yang dibuat oleh Pertamina. Uap dari sumur produksi mula - mula dialirkan ke steam receiving header, yang berfungsi menjamin pasokan uap tidak mengalami gangguan meskipun terjadi perubahan pasokan dari sumur produksi. Selanjutnya melalui flow meter, uap tersebut dialirkan ke Unit 1, Unit 2, dan Unit 3 melalui pipa - pipa. Uap tersebut dialirkan ke separator untuk memisahkan zat - zat padat, silica, dan bintik - bintik air yang terbawa di dalamnya.Uap yang telah melewati separator tersebut dialirkan ke demister yang berfungsi sebagai pemisah akhir. Uap yang telah bersih itu kemudian dialirkan melalui main steam valve ( MSV ) - governor valve menuju ke turbin. Di dalam turbin, uap tersebut berfungsi untuk memutar double flow condensing yang dikopel dengan generator, pada kecepatan 3000 rpm. Proses ini menghasilkan energi listrik dengan arus 3 fasa, frekuensi 50 Hz, dengan tegangan 11,8 KV. Selanjutnya, melalui transformer step - up, arus listrik dinaikkan tegangannya hingga 150 KV, selanjutnya dihubungkan secara paralel dengan sistem penyaluran Jawa - Bali (interkoneksi). (SF/Berbagai sumber)

Bagikan Ini!