Local Capability, Kunci Keberhasilan Pengelolaan Energi Daerah

Rabu, 10 Maret 2010 - Dibaca 3079 kali

JAKARTA. Ketersediaan energi bagi suatu wilayah merupakan suatu keharusan guna mendukung kehidupan dan pertumbuhan ekonomi. Pengembangan sumber-sumber energi alternatif di wilayah yang sulit terjangkau distribusi listrik PLN kerapkali mengalami kegagalan, dikarenakan kurangnya partisipasi masyarakat setempat dalam pengelolaan dan rasa memiliki. Hal tersebut diungkapkan Direktur Institute Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan, Tri Mumpuni dalam acara Seminar Nasional Perencanaan Energi Daerah (PED), di Jakarta, Rabu (10/3). Ia menuturkan, banyaknya bantuan pemerintah bagi wilayah-wilayah terisolir untuk mendapatkan energi yang tidak berumur lama adalah akibat kurangnya perlindungan terhadap hak-hak masyarakat sehingga partisipasi masyarakat dalam pengelolaan energi tidak terbentuk. "Yang selama ini terjadi, antara masyarakat dan energi masih terpisahkan," ujarnya. Hal yang paling mendasar, lanjut Tri Mumpuni, kalau kita berpikir membangun sesuatu yang "base on masyarakat", yang paling utama adalah bagaimana melindungi hak-hak masyarakat sehingga tercipta pemberdayaan masyarakat, kalau itu terjadi tentunya masyarakat akan berpartisipasi dan dalam bentuk partisipasi itu akan muncul local capability. Setelah masyarakat turut berpartisipasi dalam pengelolaan energi, akan terjadi peningkatan selain kapasitas masyarakat juga rasa memiliki. Jika telah timbul rasa memiliki dalam diri masyarakat maka kemampuan masyarakat untuk mengelola pun akan berbeda. "Karena merasa ini miliknya maka pengelolaan energi menjadi berkelanjutan", lanjutnya. Pada kesempatan tersebut Tri Mumpuni juga menyampaikan tujuan utama pengembangan energi daerah yang meliputi pemanfaatan sumber daya alam setempat untuk memenuhi kebutuhan energi lokal sehingga akan memperkecil ketergantungan dari luar daerah, mengembangkan kemampuan lokal yang mempertahankan hak kepemilikan lokal, membangun kemandirian dan rasa percaya diri, menumbuhkan rasa keadilan, meningkatkan kesejahteraan dan memperkuat ekonomi rakyat, memperbaiki struktur demografi (jumlah penduduk miskin berkurang), yang pada akhirnya akan membebaskan bangsa dari penindasan modern. (SF)

Bagikan Ini!