Menteri ESDM: Pertahankan Target Produksi Bukan Tugas Mudah

Sabtu, 26 Maret 2011 - Dibaca 2421 kali

KUTAI KARTANEGARA. Layaknya manusia, seiring bertambahnya usia sumur minyak dan gas juga mengalami penurunan alamiah dalam produksinya. Sehingga diperlukan upaya tanpa henti untuk mempertahankan tingkat produksi migas yang menguntungkan, di samping penggunaannya sumber daya tersebut secara arif bijaksana."Tanda-tanda alam ini perlu kita sikapi dengan bijaksana, sehingga target produksi migas kita tetap terjaga," demikian disampaikan Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh, saat meresmikan proyek pembangunan lapangan gas dan kondensat Tunu tahap 11, 12, 13A, Peciko 6 dan fasilitas akomodasi lapangan South Processing Unit (SPU) di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Sabtu (26/3/2011)Menteri ESDM menuturkan, peresmian kali ini menandakan keseriusan Total dan Inpex menjaga target produksi gas bumi yang menurun secara alamiah. "Pengembangan lapangan gas bumi memiliki peran penting dalam pembangunan nasional, karena peran bahan bakar fosil ini vital pada berbagai sektor," ujar Menteri.Dalam peresmian turut hadir Dirjen Migas Evita H Legowo, Kepala BP Migas R. Priyono, Wakil Gubernur Kalimantan Timur Farid Wadjdy, Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari dan Presiden Director dan GM Total E&P Indonesie Elizabeth Proust. Dalam sambutannya Proust mengatakan, proyek-proyek gas bertekanan rendah di Tunu dan Peciko ini akan mampu mendorong produksi gas pada tekanan rendah sebanyak 1.900 mmscfd dari total produksi gas Total yang mencapai 2.500 mmscfd. Pada ketiga proyek ini, investasi yang dikeluarkan Total dan Inpex mencapai US$ 4,21 miliar atau sekitar Rp 38 triliun. "Hingga 2017, kami berencana terus berinvestasi sebesar US$ 16,500 miliar (Rp 148 triliun) di PSC Mahakam. Setelah 2017, untuk mempertahankan produksi, diperlukan investasi tambahan sebesar US$ 7 miliar (Rp 60 triliun)," katanya. (KO)

Bagikan Ini!