Patriot Energi, Jalan Runtuhkan Mitos

Selasa, 3 Mei 2016 - Dibaca 2421 kali

JAKARTA - Keberadaan Patriot Energi yang menempatkan Kementerian ESDM di wilayah terdepan diyakini oleh Menteri ESDM, Sudirman Said, sebagai upaya untuk meruntuhkan mitos pengelolaan energi, Selasa (3/5). Sudirman menjelaskan proses pembangunan energi yang terjadi sejauh ini lebih banyak dikelola melalui jalan pikiran yang pendek (myopic), transaksional dan mengorbankan kepentingan jangka panjang.

Sudirman menuturkan sejumlah mitos pengelolaan Energi. Pertama, subsidi merupakan hak yang dimiliki oleh rakyat kecil. "1400 triliun kita habiskan selama 10 tahun hanya dinikmati oleh kelas menengah," keluh Sudirman saat memberikan pembekalan di hadapan peserta Patriot Energi. Padahal dengan angka tersebut, negara mampu membangun beberapa infrastuktur berkelas yang bisa dinikmati oleh semua masyarakat tanpa terkecuali. Cara pandang tersebut mengakibatkan masyarakat sembrono dalam penggunaan BBM. "Ini membuat kita sulit mendorong konservasi energi karena harganya bukan real price," kata Sudirman.

Mitos berikutnya adalah pembangunan kilang yang tidak ekonomis. "Akibat dari ini, 50% konsumsi kita datang dari impor," Sudirman menambahkan. Berdasarkan data Kementerian ESDM, belanja negara di sub sektor minyak dan gas pernah mencapai 1150 juta US dolar atau setara 1,5 triliun tiap hari. Dampak dari kondisi ini mengakibatkan terus menekan kurs rupiah.

Selanjutnya, Energi Baru dan Terbarukan (EBT) menjadi slogan merupakan bagian dari mitos lain. Sudirman menegaskan idealisme yang kerap dimiliki oleh kaum muda menjadi senjata untuk melawan mitos tersebut. "Mitos-mitos ini harus kita runtuhkan," Sudirman menyarankan. Patriot Energi disarankan mampu memberikan sumbangsih melalui ide-ide terbaik mereka. "Anda (Patriot Energi) akan menjadi frontliner untuk menyelesaikan tempat-tempat paling sulit," seru Sudirman Said.

Kawal Pembangunan

Proses penyeleksian peserta Patriot Energi Batch II dilakukan dengan ketat. Pengumuman terbuka dilakukan melalui media sosial, seperti Facebook dan Twitter. Dari 500 pendaftar, hanya terpilih sebanyak 85 orang. "Syarat pendaftaran dimulai dari penulisan esai, pembuatan film berdurasi singkat hingga wawancara," kata Tri Mumpuni selaku ketua program Patriot Energi dalam Konferensi Pers di Kementerian ESDM.

Hal ini dilakukan mengingat tugas Patriot Energi yang cukup berat, yakni ditempatkan di pulau-pulau yang belum terlistriki. Mereka akan ditempatkan secara menyebar ke 123 titik desa dalam 19 Provinsi selama satu tahun. "Desa akan menjadi pusat-pusat pertumbuhan baru," kata Tri. Di sana, mereka akan mengidentifikasi masalah, membantu masyarakat, hingga memfasilitasi program-program Energi Baru Terbarukan (EBT).

Sejalan dengan itu, Direktur Jenderal EBTKE, Rida Mulyana, mengutarakan bahwa kehadiran Patriot Energi mampu memberi angin segar atas suksesnya realisasi progam-program EBT. "Kunci dari keberadaan ini adalah percepatan pemanfaatan EBT. Melalui Patriot Energi, selain mengamankan program-program APBN juga mengidentifikasi sumber-sumber EBT," jelas Rida dalam kesempatan yang sama.

Rida menambahkan misi khusus ini bakal disinergikan dengan Program Indonesia Terang (PIT). Nantinya, Patriot Energi bertanggung jawab mengawasi pelaksanaan proyek EBT. "Kita tidak ingin hanya jago membangun, tapi bisa memelihara," ungkap Rida. Hal ini dapat membantu meningkatkan kontrol Pemerintah atas keberlangsungan proyek Kementerian ESDM di daerah terpencil. "PIT sangat in-line dengan Patriot Energi. Mereka akan jadi partner, mitra, supervisor di wilayah-wilayah yang remote," ucap Sudirman.

Sudirman tak lupa memberikan apresiasi kepada peserta Patriot Energi yang terpilih. "Ini bukan program magang, ini adalah program mengentaskan kemiskinan, Tidak berlebihan jika sekarang Anda adalah pahlawan baru," pungkas Sudirman Said seraya memuji peserta Patriot Energi saat memberi pembekalan. (NA)

Bagikan Ini!