Pentingnya Aspek Teknologi dan Sumber Daya dalam Penelitian

Senin, 4 Maret 2013 - Dibaca 2733 kali

BANDUNG - Dalam melakukan penelitian, selain aspek energi, juga harus memperhatikan aspek teknologi dan sumber dayanya, baik dari sisi kelengkapan data, cara penyajian data dan kemudahan akses informasinya, Demikian disampaikan oleh Kepala Badan Litbang ESDM, Sutijastoto saat memimpin rapat di lingkungan P3TKEBTKE di Hotel Horison, Bandung pekan lalu.

Saat ini teknologi pemetaan sudah berkembang pesat. Untuk menarik minat para investor, Mantan Kepala Pusdatin ESDM ini mengusulkan agar penelitian P3TKEBTKE yang paling layak secara teknis dan ekonomis, dapat dimasukkan koordinat lokasinya di mesin pencari, termasuk potensi dan informasi lainnya. Jika ada investor mengakses koordinat tersebut, mereka sudah mendapat informasi yang memadai tentang suatu penelitian.

"Minimal kita bisa menyebarluaskan informasi tersebut dan mendorong investasi dalam negeri untuk mengimplementasikan teknologi yang kita hasilkan. Teknologi yang dihasilkan pun sudah efisien dari sisi biaya dan demo plant yang sudah dibangun dipelajari untuk mengurangi biaya", sambung Sutijastoto.

Pada awal pertemuan pria yang baru sebulan dilantik sebagai Kepala Badan ini memaparkan, "Menteri ESDM memberikan perhatian cukup besar terhadap pengembangan energ baru terbarukan, baik panas bumi, biofuel maupun mikro hidro. Sebaiknya kita perlu mempunyai semacam produk teknologi EBT yang menjadi usulan untuk menunjukkan keunggulan kita, untuk dimanufakturing sebagai kekuatan kita. Kita juga dapat merekomendasikan teknologi. Syukur bila roadmap yang kita susun bisa diterapkan, sehingga dapat memperoleh manfaat".

Lebih lanjut Sutijastoto merinci salah satu energi yang perlu didorong adalah biodiesel. Saat ini sudah ada pembagian tugas di lintas kementerian guna mendorong industri biodiesel. Jika upstream (hulu) menjadi tugas Kementerian Pertanian, maka Kementerian ESDM menangani bagian di downstream (hilir), sehingga penelitian tentang biodiesel yang dilaksanakan di Badan Litbang ESDM hendaknya bisa disinergikan dengan Badan Litbang Pertanian. Dalam melakukan penelitian biodiesel, P3TKEBTKE dapat memanfaatkan small refinary PPPTMGB "Lemigas" sekaligus membantu menyediakan bahan baku biodiesel. Yang lebih penting lagi, Kepala Badan meminta agar P3TKEBTKE mempelajari permasalahan tata niaga biodiesel, mulai dari penyediaan bahan baku, pengolahan, penyediaan, pendistribusian, penjualan termasuk harga keekonomian. Di samping biodiesel, EBT yang perlu dikembangkan P3TKEBTKE antara lain energi angin, panas bumi, tenaga surya dan biomassa.

Sebelumnya Kepala P3TKEBTKE, Hartono juga memaparkan beberapa kegiatan unggulan yang telah meraih penghargaan dan memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitarnya, di antaranya pengembangan PLTMH dengan Universitas Muhammadiyah Malang, penelitian dan pemanfaatan biogas di Magelang, dan pemanfaatan limbah biomassa di Lampung. Pada kesempatan ini para Kepala Bidang dan Koordinator KP3 juga memaparkan beberapa penelitian yang tengah dilakukan di kelompoknya.

Koordinator KP3 Ketenagalistrikan, Didi Sukarijadi memaparkan kegiatan kelompoknya yang tengah melakukan penelitian tentang peningkatan elektrifikasi listrik, smart mikro grid untuk menguji tingkat kehandalan kerja listrik untuk skala komunal dan rumah tangga dan optimalisasi pemakaian siklon burner untuk pembangkit listrik serta pembangkit listrik tenaga panas bumi dengan siklus binari.

Koordinator KP3 Energi Baru Terbarukan, Hari Sukarno menjelaskan, kelompoknya bekerja sama dengan Pusat Sumber Daya Air (Pusair) tengah melakukan pemetaan potensi mikrohidro di Indonesia. Untuk energi panas bumi, KP3 EBT pernah bekerja sama dengan Pusat Sumber Daya Geologi meneliti reservoir gunung Lawu dan gunung Bora dengan teknil numerical modelling, model geologi dimensi, geofisika, geokimia, geothermometer dan hasil analisa kimia. Pada tahun ini, KP3 EBT berencana melakukan kajian catu daya smelter menggunakan simulasi monte carlo. Beberapa penelitian unggulan Kelompok Penelitian EBT lainnya. adalah mikro algae, gasifikasi biomassa, peta potensi energi biomassa, teknologi surya dan teknologi hibrid PLTMTG dan PLTS.

Didi Sukarijadi melaporkan bahwa penelitian tentang panas bumi menjadi salah satu prioritas penelitian P3TKEBTKE. Dari sisi potensi dan regulasi, panas bumi cukup prospektif, sayangnya penelitian ini masih terkendala oleh peralatan, keekonomian dan lokasi. Menanggapi hal tersebut, Sutijastoro mengharapkan agar P3TKEBTKE memperbaiki database potensi panas bumi dan melakukan kajian keekonomian tarif listrik berbasis panas bumi, sehingga hasil kajian tersebut dapat dijadikan sebagai rekomendasi terhadap penentuan tarif listrik panas bumi yang lebih kompetitif bagi para investor.

Menanggapi kendala keterbatasan sumber daya manusia, peralatan dan kendala non teknis yang dialami P3TKEBTKE, Kepala Badan akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pada kesempatan tersebut Sutijastoto mengajak seluruh pegawai P3TKTBKE untuk bekerja sama satu sama lain, karena kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilaksanakan bukan kegiatan kelompok, melainkan kegiatan bersama untuk memberikan manfaat. Energi baru terbarukan sudah didengungkan berkali-kali, sehingga kita perlu mengevaluasi seberapa besar kontribusi yang kita berikan untuk negara melalui litbang. Kendala keterbatasan sumber daya manusia, peralatan dan akan dibahas lebih lanjut. (ER)

Bagikan Ini!