Proyek Lapangan Banyu Urip Pembelajaran Yang Baik Bagi Kapasitas Nasional

Jumat, 27 Maret 2015 - Dibaca 1488 kali

JAKARTA - Pekerjaan Proyek Lapangan Banyu Urip di Bojonegoro, Cepu, Jawa Timur merupakan proyek besar dengan total investasi yang US$ 2,525 miliar. Pembangunan Fasilitas Produksi Lapangan Banyu Urip menciptakan lapangan kerja bagi 10.000 dan kesempatan usaha bagi lebih dari 600 sub kontraktor. Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said dalam jumpa pers di kantor SKK Migas, Kamis, (26/3) kemarin, menyatakan, proyek Lapangan Banyu Urip merupakan proyek besar yang dapat dijadikan pembelajaran yang sangat baik bagi kapasitas nasional.

Proyek Lapangan Banyu Urip salah satu lapangan terpenting yang dimiliki Bangsa Indonesia, Produksi Lapangan Banyu Urip akan menyumbangkan 20 Persen produksi minyak nasional, hingga kini progress pekerjaan yang sudah dikerjakan sudah mencapai 95 persen dan tinggal tersisa 5 persen dan diharapakan pada waktunya akan diselesaikan dengan baik. "Dengan selesainya pekerjaan di Lapangan Banyau Urip itu kita merasa target-target lifting kita akan tetep bisa kita capai," ujar Menteri.

Proyek Lapangan Banyu Urip hingga hari ini telah mengkonsumsi 75.000.000 jam kerja, kemudian memperkerjakan 10.000 dan 600 sub kontraktor, 80 persen pekerja merupakan masyarakat setempat dan ini menurut Menteri sesuatu yang amat baik. Dengan tingkat kandungan dalam negeri yang mencapai lebih dari 60 persen, termasuk rig yang dipergunakan merupakan produksi dalam negeri maka lanjut Menteri proyek ini dapat menjadi contoh dan pembelajaran proyek-proyek migas lainnya."Ini adalah suatu proyek yang baik dikelolanya dan bagi sub kontraktor utamanya juga mengatakan bahwa ini merupakan proyek yang terbesar yang pernah mereka kerjakan, jadi proses pembelajaran bagi kapasitas nasional yang sangat baik dan kita akan terus memperhatikan penyelesaian proyek ini supaya pada waktunya sdapat diselesaikan," ujar Menteri.

Cadangan migas di Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu ditemukan pada 2001. Kontrak kerja sama Blok Cepu ditandatangani pada 17 September 2005 dengan MCL sebagai operator. MCL, anak perusahaan dari Exxon Mobil Corporation, memegang 45 persen saham partisipasi, bersama Pertamina EP Cepu yang memegang 45 persen saham dan Badan Kerja Sama Blok Cepu (BKS) dengan 10 persen saham. Rencana pengembangan lapangan disetujui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pada 15 Juli 2006. Cadangan minyak di Lapangan Banyu Urip diperkirakan sebesar 445 juta barel.

Untuk pengembangan lapangan (plan of development/PoD) di Proyek Banyu Urip memerlukan investasi mencapai US$ 2,525 miliar, dengan rincian untuk pembangunan fasilitas produksi sebesar US$ 2,188 miliar dan pengeboran sumur sebanyak US$ 337 juta. Pembangunan fasilitas dibagi ke dalam lima kontrak EPC (engineering, procurement, and construction/rekayasa, pengadaan, dan konstruksi), yakni fasilitas produksi utama (Central Production Facility/CPF), pipa darat (onshore)72 km, pipa laut (offshore) dan menara tambat (mooring tower), Floating Storage Off-loading (FSO), serta fasilitas infrastruktur. (SF)

Bagikan Ini!