SKK Migas Apresiasi Pertamina EP Terapkan EOR

Kamis, 21 Februari 2013 - Dibaca 2198 kali

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memberikan apresiasi terhadap langkah PT Pertamina EP yang mulai menerapkan teknologi pengurasan minyak tingkat lanjut (enhanced oil recovery / EOR) di wilayah kerja milik mereka sendiri, tepatnya di Lapangan Tanjung, Kalimantan Selatan.

"Upaya Pertamina untuk menjadi tuan rumah di negeri sendiri didukung oleh SKK Migas dengan penerapan teknologi EOR di wilayah kerja mereka sendiri sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan produksi minyak nasional," ujar Sekretaris SKk Migas Gde Pradnyana di Jakarta, Rabu (20/02)

Saat ini Pertamina telah memegang mayoritas wilayah kerja minyak dan gas di Indonesia, sekitar 58% wilayah kerja minyak yang gas di Indonesia telah dikuasai oleh PT Pertamina.

Demikian juga dari sisi cadangan minyak, dari total sebanyak 3,6 miliar barel minyak cadangan minyak Indonesia sebanyak hampir 50% merupakan cadangan minyak dan gas yang ada di wilayah kerja Pertamina.

"Saat kunjungan kerja ke Lapangan Tanjung, kita melihat proyek injeksi kimia telah dilakukan untuk proyek EOR di Lapangan Tanjung sejak tanggal 12 Februari 2013. Laju aliran produksi minyak sebelumnya sebesar 300 barel per hari dan saat ini telah mencapai 700 barel per hari," ujar Sekretaris SKK Migas Gde Pradnyana di Jakarta, Rabu (20/02)

Diharapkan dari hasil injeksi kimia Lapangan Tanjung akan dihasilkan produksi minyak sebesar 1.000 barel yang akan dicapai pada tanggal 21 Februari 2013, "semoga target tersebut dapat tercapai," katanya.

Injeksi kimia di lokasi pertama di Lapangan Tanjung saat ini telah menggunakan 1 sumur injeksi dan 2 sumur monitoring, secara keseluruhan program injeksi kimia secara penuh akan berjumlah 36 lokasi (36 pattern) dengan menggunakan beberapa sumur eksisting sebagai sumur injeksi dan sumur monitoring.

"Direncanakn utk full scale akan memiliki 51 sumur monitoring diantaranya 26 mnggunakan sumur existing yg terlebih dahulu di Workover untuk menjadi sumur monitoring dan sumur injeksi yang dibuat berjarak saling berdekatan antara sumur monitoring dan smur injeksi," jelasnya.

SKK Migas mewajibkan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKS) menerapkan teknologi pengurasan minyak tingkat lanjut dari lapangan yang sudah mengalami penurunan produksi alamiah.

Medco saat ini telah melakukan pilot project EOR di Lapangan Kaji Semoga, Rimau Asset, Sumatera Selatan sementara Chevron telah lebih dulu berhasil menerapkan teknologi EOR dimana saat ini produksi Chevron lebih besar menggunakan teknologi EOR ketimbang produksi konvensional.

Dalam jangka waktu dekat SKK Migas akan membuat Pedoman Tata Kerja yang mengatur penggunaan teknologi tingkat lanjut di lapangan-lapangan yang tidak dikembangkan oleh Kontraktor KKS melalui mekanisme no cure no pay dimana pihak ketiga diberikan izin untuk melakukan optimasi di lapangan yang tidak dikembangkan.

Diharapkan dengan adanya mekanisme no cure no pay maka hasil dari penerapan teknologi tingkat lanjut dalam produksi minyak dan gas akan dinikmati dalam waktu tidak lama seperti dahulu.

Bagikan Ini!