Status Aktivitas G. Lamongan Ditingkatkan dari Normal Menjadi Waspada

Senin, 12 Maret 2012 - Dibaca 3035 kali

BANDUNG - Gunungapi Lamongan Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur terhitung mulai tanggal 9 Maret 2012 pukul 13.00 WIB ditingkatkan statusnya menjadi Waspada. Masyarakat di sekitar G. Lamongan dan pengujung / wisatawan / pendaki tidak diperbolehkan mendekati kawah yang ada di puncak G. Lamongan dalam radius 1 km dari kawah aktif.

"Berdasarkan hasil pengamatan kegempaan, visual serta analisis data tersebut, maka terhitung tanggal 9 Maret 2012 pukul 13.00 WIB, status kegiatan G. Lamongan dinaikan dari Normal (Level I) menjadi Waspada (Level II)," ujar Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono.

"Sehubungan dengan peningkatan status tersebut, maka Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi akan meningkatkan pemantauan secara intensif guna melakukan evaluasi kegiatan G. Lamongan dan dikoordinasikan dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat. Status kegiatan G. Lamongan akan diturunkan/dinaikkan kembali jika terjadi penurunan/ peningkatan aktivitas vulkanik, lanjut Surono.

Gunungapi Lamongan merupakan salah satu dari 127 gunungapi aktif di Indonesia, secara geografis terletak pada Koordinat : 7? 59' LS dan 113? 20,5' BT dengan ketinggian puncaknya 1671 m dpl, sedangkan secara administratif termasuk Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Gunungapi Lamongan bertipe strato dan mempunyai ciri banyaknya ranu (danau) di sekeliling tubuh G. Lamongan. Tipe letusan dari G. Lamongan adalah tipe Stromboli dan tipe Volcano yang diselingi aliran lava pijar. Gunung Lamongan terakhir meletus tahun 1898 dan sampai dengan saat ini belum terjadi lagi letusan vulkanik. Di antara gunungapi di Indonesia yang terhitung aktif, G. Lamongan memiliki pusat-pusat erupsi parasitik yang paling banyak. Tidak kurang dari 60-an pusat erupsi parasitik yang terdiri dari kerucut vulkanik dan maar tersebar di sekeliling gunungapi tersebut.

Erupsi vulkanik parasitik terjadi pada waktu pra-sejarah dan belum pernah aktif lagi dalam waktu sejarah sampai sekarang. Penduduk di sekitar G. Lamongan sekurang-kurangnya telah enam kali mengalami kepanikan oleh goncangan beruntun dari gempa bumi lokal yang berlangsung beberapa hari, yang semula diperkiraan akan meletusnya G. Lamongan. Hal tersebut terjadi pada tahun 1925, 1978, 1985, 1988, 1989 dan 2005. Sampai dengan saat ini aktifitas Gunungapi Lamongan dipantau dari Pos Pengamatan Gunungapi di G. Meja, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang.

Potensi bahaya erupsi G. Lamongan pada Kawasan Rawan Bencana II adalah beradius 3.5 km dari puncak, terlanda ancaman aliran lava, lontaran batu (pijar), hujan abu lebat dan aliran lahar. Pada Kawasan Rawan Bencana I adalah beradius 7 km dari puncak, terlanda aliran lahar dan kemungkinan dapat terkena perluasan aliran lava.

Sehubungan dengan status kegiatan G. Lamongan Waspada, PVBMG merekomendasikan, masyarakat di sekitar G. Lamongan dan pengujung / wisatawan / pendaki tidak diperbolehkan mendekati kawah yang ada di puncak G. Lamongan dalam radius 1 km dari kawah aktif dan masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar G. Lamongan dalam KRB II untuk selalu waspada dan tetap memperhatikan perkembangan kegiatan G. Lamongan yang dikeluarkan oleh BPBD setempat. (SF)

Bagikan Ini!