Survei Airomagnetic 'Cost Effective' Untuk Indonesia

Jumat, 5 Desember 2008 - Dibaca 3647 kali

JAKARTA. Airborn Magnetic Survey atau Pemetaan airomagnetik dari udara cocok diterapkan untuk Indonesia. Menurut Guru Besar Emiritus ITB Prof MT Zen, survei airomagnetik bisa memetakan wilayah yang amat luas sekali dalam waktu yang jauh lebih singkat dibandingkan survei di darat atau dilaut. Sehingga sesuai untuk Indonesia yang wilayahnya sangat luas dan memiliki singkapan geologi yang sangat sukar dicari.

''Dari semua survei yang kami kenal, maka yang paling cost effective adalah airborn magnetic survey karena dapat memetakan wilayah yang amat luas dalam waktu singkat,'' ujar Prof MT Zen saat menyampaikan paparan bertema 'Survei Airomagnetik Sangat 'Cost Effective' bagi Benua Maritim Indonesia' dalam seminar dan peluncuran Peta Gayaberat Indonesia, Selasa (2/12) di Jakarta. Seminar diselenggarakan oleh Badan Geologi, Departemen ESDM.

Prof MT Zen mengingatkan karena berada dalam iklim tropis, bumi kepulauan Indonesia ditutupi oleh hutan tropika yang lebat dan tanah tropika yang tebal atau pada bagian lain ditutupi endapan vulkanik. Dilain pihak sebagian besar wilayah Indonesia ditutupi oleh lautan. ''Jadi mau tak mau untuk survei awal diwilayah Indonesia alat yang paling ampuh untuk melihat dan meraba ada apa di kerak bumi adalah methoda geofisika dengan survei magnetik dari udara,'' papar MT Zen.

Diuraikan oleh Prof MT Zen, melakukan pemetaan geologi di darat untuk daerah tropik, khususnya Indonesia, sangat sukar. Oleh sebab itu pemetaan magnetik dari udara memberikan keuntungan lebih besar. Sebab dengan memanfaatkan peta airomagnetik para ahli geofisika dapat membuat peta geologi interpretatif. ''Bahkan dapat membuat penampang interpretatif,'' tegas Prof MT Zen. Selanjutnya untuk meningkatkan ketelitian tetap perlu pengamatan di darat.

Negara Amerika dan Kanada sudah memanfaatkan survei magnetik dari udara. Di Kanada, misalnya, untuk menghasilkan peta anomaly Dighem EM/Magnetik/Radiometrik dengan luas cakupan pekerjaan 751 lintasan dengan spacing 150 m diatas permukaan seluas 100 km persegi dengan biaya sebesar 140.000 $ CDN. Pemetaan ini juga bertujuan mendelineasi suatu target area seluas 1,610 km persegi di wilayah konsesi di selatan New Hazelton, British Columbia, Kanda.

Menurut Prof MT Zen survei airomagnetik sangat berguna meletakkan dasar-dasar utama membangun data dasar inventarisasi sumberdaya mineral Indonesia. ''Data dasar itu harus dilakukan oleh Indonesia sendiri, bukan oleh perusahaan-perusahaan pertambangan dan minyak asing. Dengan demikian Indonesia mulai secara sistematik membangun sumberdaya nasionalnya,'' tegas Prof MT Zen yang dikenal sebagai gurubesar geofisikan paling disegani

Bagikan Ini!