Transmisi Listrik 150 kV Poso - Palu Resmi Beroperasi, PLN Hemat Rp 373 Miliar Per Tahun

Selasa, 10 Maret 2015 - Dibaca 2290 kali

PALU - Kondisi kelistrikan di Sulawesi Tengah, khususnya di sistem kelistrikan PALAPAS : Palu, Donggala, Parigi dan Sigi sejak Senin (09/03/2015) semakin kuat karena mendapatkan tambahan pasokan listrik sebesar 24 Mega Watt (MW) dari Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso. Hal ini dapat terlaksana karena jaringan transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 Kilo Volt (kV) sepanjang 284 Kilo Meter Sirkuit (kms) dari Gardu Induk (GI) Poso ke GI Sidera (Palu Baru) telah resmi dioperasikan untuk mengoptimalkan suplai listrik dari PLTA Poso yang berkapasitas 3 x 65 MW. Peresmian pengoperasian SUTT Poso - Palu dilakukan oleh Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola didampingi General Manager (GM) PLN Wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo (Suluttenggo), Baringin Nababan dan GM PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) XIII Jaringan Sulawesi, Sarono, Senin (09/03/2015) di GI Sidera, Desa Sidera, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Propinsi Sulawesi Tengah.

Tambahan pasokan listrik dari PLTA Poso diharapkan akan menutupi kekurangan daya yang terjadi selama ini. Beban puncak sistem kelistrikan PALAPAS mencapai 88 MW. Selain untuk mencukupi kebutuhan listrik bagi 300 ribu pelanggan, Kelebihan daya juga akan digunakan untuk memenuhi permintaan listrik dari calon pelanggan yang telah masuk dalam daftar tunggu.

"Kami, atas nama Pemerintah Daerah dan masyarakat di Sulawesi Tengah bersyukur hari ini mendapat tambahan listrik yang dihasilkan dari PLTA Poso melalui jaringan transmisi yang dibangun oleh PLN. Tapi kami berharap agar listrik dari PLTA Poso masih lebih dapat dioptimalkan lagi, sehingga dapat ikut membantu kegiatan perekonomian dan menopang pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Tengah" kata Longki Djanggola. Longki Djanggola juga mengajak seluruh komponen masyarakat untuk memberikan dukungan sepenuhya kepada PLN agar beberapa pembangunan infrastruktur kelistrikan di daerah Sulawesi Tengah dapat diselesaikan secepatnya.

Baringin Nababan menyebutkan bahwa PLN berupaya untuk terus dapat mengoptimalkan energi listrik yang dihasilkan dari PLTA Poso, pembangkit yang menggunakan air sebagai sumber energi, yang tentu saja jauh lebih ekonomis jika dibandingkan menggunakan PLTD yang menggunakan minyak sebagai sumber energinya. "Bertambahnya 24 MW dari PLTA Poso, akan dapat membantu program pemerintah yang dilakukan oleh PLN dalam upaya efisiensi biaya energi bagi pembangkit. 24 MW energi listrik dari PLTA Poso berpotensi mengurangi penggunaan BBM untuk pembangkit sebanyak 103 kilo liter per hari atau sekitar 3.090 kilo liter per bulan atau ekuivalen dengan penghematan sekitar Rp. 31,080 milyar per bulan atau Rp. 373, 024 milyar per tahun dengan asumsi harga BBM (sesuai RKAP 2015) sebesar Rp. 10.060/liter dengan specific fuel consumption (SFC) 0,275" jelas Baringin Nababan.

Baringin menambahkan bahwa PLN juga akan dapat memperbaiki komposisi penggunaan bahan bakar minyak (fuel mix). Sebelum transmisi Poso - Palu beroperasi, fuel mix di Palu mencapai 65% dan sisanya 35% dari batubara yang dihasilkan melalui PLTU Mpanau 2 x 13 MW milik swasta. Dengan tambahan energy air dari PLTA Poso maka angka fuel mix akan turun sebesar 23% menjadi 42%.

Sementara itu Sarono mengatakan bahwa selain telah menyelesaikan pembangunan jaringan SUTT Poso - Palu, PLN saat ini juga sedang mengupayakan penyelesaian pembangunan dua jaringan SUTT di Sulawesi Tengah yaitu trasmisi 150 kV dari GI Sidera ke GI Silae sepanjang 56 kms, serta transmisi 70 kV dari GI Sidera ke GI Talise sepanjang 40 kms. Pembangunan proyek-proyek tersebut merupakan bagian dari upaya PLN untuk mewujudkan satu sistem interkoneksi kelistrikan Sulawesi yang dapat menghubungkan seluruh pulau Sulawesi dalam satu sistem kelistrikan seperti yang sudah ada di Jawa - Bali dan Sumatera.

Bagikan Ini!