Setelah PSC Tradisional, Kini PSC Gross Split Indonesia Bisa Jadi Referensi Dunia Kembali

Minggu, 11 Maret 2018 - Dibaca 1654 kali

HOUSTON - Sambutan hangat yang positif terhadap fiscal regime yang baru di Indonesia PSC Gross Split ditunjukkan oleh para kalangan pelaku industri, pengamat dan akademisi di Amerika Serikat.

Hadir sebagai pembicara, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar memberikan paparan terkait tentang PSC Gross Split di Baker Institute, Rice University, Kamis sore, 8 Maret 2018. Baker Institute adalah lembaga think-tank yang memiliki reputasi tinggi dan menempati ranking 1 menurut survey di tahun 2017 sebagai salah satu lembaga bergengsi untuk pusat kajian energi di seluruh dunia. Lembaga ini didirikan oleh mantan menteri luar negeri AS, James A. Baker III di awal era 1990-an.

Dalam paparannya, Arcandra secara runtun memberikan gambaran tentang latar belakang lahirnya fiscal regime PSC Gross Split, target yang ingin dicapai, langkah-langkah apa saja yang sudah dan sedang dilakukan oleh pemerintah dan juga hasil-hasil yang sudah dicapai selama ini.

Diskusi berjalan Interaktif dan dimoderatori oleh Dr. Michael Maher, senior program advisor, Pusat Studi Energi, Baker Institute.

Salah seorang pengamat yang juga pernah tinggal di Indonesia mengatakan bahwa Indonesia yang selama ini menjadi referensi untuk PSC Traditional, bukan tidak mungkin Indonesia kembali menjadi referensi untuk PSC Gross Split ini.

Di akhir diskusi, Dr. Maher menyatakan bahwa kajian tentang PSC Gross Split akan menjadi tema penting di Baker Institute di masa datang, baik itu sebagai kajian untuk public policy maupun dalam detail riset dan disertasi untuk Program doktoral. Dalam kesempatan yang sama, Arcandra menyatakan Kementerian ESDM akan memberikan support penuh terhadap ide tersebut. (AP)

Bagikan Ini!