Cerita Studi Dari Canberra, Kota Yang Gunakan 100% Energi Bersih

Kamis, 25 November 2021 - Dibaca 580 kali

Indonesia memiliki cita-cita untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Berbagai upaya terus dilakukan oleh Indonesia demi mencapai target tersebut. Salah satu hal yang bisa dilakukan oleh generasi muda untuk turut terlibat dalam pencapaian target tersebut adalah dengan membekali diri dengan ilmu, seperti yang dilakukan oleh David Silalahi ASN Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan yang tengah melanjutkan Studi Doktoral Solar Energy di Australian National University, Canberra dimana kota tersebut menggunakan 100% listrik energi bersih.

"Canberra adalah salah satu kota yang 100% menggunakan listrik energi bersih, itu salah satu keunggulan, jadi saya berada langsung di lingkungan yang menggunakan 100% energi bersih," ujar David dalam acara Talkshow Re-Newable Re-Generation pada Kamis, (25/11/2021).

David bercerita mengenai pengalamannya melanjutkan studi di Canberra, Australia. Disana ia bergabung dengan perkumpulan energi terbarukan (Renewable Energy 100% Group) untuk mempelajari bagaimana usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai 100% energi bersih agar bisa diterapkan nanti saat pulang ke Indonesia.

"Di sana saya bisa curi ilmu ya, gimana sih mencapai 100% energi surya, dan khususnya energi surya yang saat ini menjadi energi paling bersih," ungkap David.

Indonesia disebut David sebagai negara yang diberkati oleh Tuhan karena memiliki berbagai sumber energi baru terbarukan (EBT) seperti geothermal, biomass, dan hydro. Namun energi tersebut menurut David tidak akan mencukupi nantinya apabila Indonesia menjadi negara maju yang konsumsi listriknya akan naik berkali-kali lipat.

"Katakanlah konsumsi listrik kita pada tahun 2050 nanti naik 9 kali lipat, kalau dikumpulkan itu sumber EBT tadi nggak cukup potensinya. Jawabannya adalah energi surya karena kita dapat sepanjang tahun, kalau dibandingkan negara Eropa atau Amerika ada musim dingin, nggak sepanjang tahun mendapatkan sinar matahari," ujar David.

Lebih lanjut David menjelaskan bahwa pemanfaatan energi matahari sebagai sumber energi listrik di Indonesia adalah jalan dalam mencapai kemandirian energi, karena tidak tergantung dari harga komoditas lain seperti batu bara atau gas misalnya. Dan disebut David harga juga akan stabil karena tidak tergantung harga komoditas lain.

"Resourcesnya ada, istilahnya tinggal gelar tikar bahkan saya meneliti di Indonesia itu banyak laut yang tinggi ombaknya tidak sampai dua meter, itu juga bisa dimanfaatkan sebagai PLTS terapung. Jadi kita potensi yang sangat besar kenapa tidak kita manfaatkan," ujar david.

David juga menyampaikan mengapa ia memilih melanjutkan studi di Australia, karena menurutnya letak Australia tidak terlalu jauh dari Indonesia namun memiliki kampus-kampus terbaik di dunia. David juga menyemangati generasi muda untuk jangan ragu melanjutkan studi di negara lain agar memiliki pengalaman berada di dunia Global dan berdiskusi dengan orang-orang dari negara lain, lalu dapat terpapar dengan kebiasaan-kebiasaan baik.

Kebiasaan baik lainnya disebut David adalah bagaimana diskusi dilakukan dengan saling berdebat tanpa saling menjatuhkan, berdebat dengan Profesor atau dengan sesama pelajar tetapi ketika sudah keluar dari forum akademik perdebatan selesai. David menambahkan bahwa akses ke jurnal internasional juga tersedia begitu luas disana, dan difasilitasi oleh perpustakaan dengan buku-buku terbaik.

"Bagi teman-teman yang ingin melanjutkan studi di luar negeri, paling penting itu adalah memantaskan diri dengan persyaratan beasiswa yang diincar, misalnya syaratnya minimal IPK 3 mau tidak mau harus berusaha mendapatkan IPK minimal 3. Jadi kita sudah menyiapkan persyaratan penerimaan beasiswa sehingga saat beasiswa dibuka kita langsung apply dan tidak ketinggalan," ungkap David.

Dalam kesempatan yang sama, ASN Direktorat Jenderal EBTKE Shelty Juliavioni yang baru menyelesaikan studi master of science Sustainable Energy System di University Of Edinburgh, UK menyampaikan bahwa generasi muda di Indonesia harus terpacu untuk melanjutkan studi dimanapun tanpa merasa takut

"Kalau ada kesempatan lakukan saja, kadang diawal terkendala bahasa atau pertemanan, tapi percayalah itu akan terbalaskan dengan hasil yang kita dapatkan," ungkap Shelty.

David dan Shelty menyemangati generasi muda di Indonesia untuk melanjutkan studi di luar negeri agar Indonesia siap bersaing dengan negara-negara lain dalam segala hal.

"Tetap semangat, ayo kita studi energi bersih untuk siapkan target Net Zero Emission 2060 agar kita tidak tergantung consultant negara lain, jadi kita tingkatkan kemampuan diri kita sendiri untuk mencapai target NZE," tutup David.

Talkshow Re-Newable Re-Generation ini merupakan rangkaian kegiatan booth Kementerian ESDM dalam Pameran Indo EBTKE ConEx yang diselenggarakan dari tanggal 22 hingga 27 November 2021 secara virtual. Talkshow dilaksanakan dalam dua sesi, yaitu hari pertama pada tanggal 23 November dan hari kedua pada tanggal 25 November 2021.

Dalam kegiatan webinar tersebut hadir pula Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Eenergi Dadan Kusdiana yang membahas pengalaman selama mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi COP 26 di Glasgow. Dadan juga mengajak generasi muda untuk turut andil bergabung dalam membangun energi Indonesia.

"Saya ingatkan kepada adik-adik disini untuk turut berkontribusi, Indonesia akan berkembang menjadi negara maju dan yang lain akan berada disini, nah kita jangan sampai terpinggirkan. Kita yang harus mengelola energi disini, kan kita juga yang ada disini, dan kita juga yang menikmatinya disini. Kerjasama memang harus dilakukan, kita memang tidak bisa sendiri, tapi tidak juga kita hanya sebagai penonton," ungkap Dadan. (U)