Ini Capaian Kinerja Semester I 2020 Subsektor Ketenagalistrikan

Senin, 3 Agustus 2020 - Dibaca 811 kali

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Rida Mulyana menyampaikan capaian kinerja semester I tahun 2020 subsektor ketenagalistrikan melalui konferensi pers virtual, Kamis (30/2/2020). Dalam konferensi pers yang dihadiri sekitar 30 pewarta dari media cetak, daring, dan elektronik tersebut, Rida memaparkan capaian kinerja yang dimulai dari peningkatan kapasitas terpasang pembangkit listrik, program 35.000 MW, hingga realisasi investasi ketenagalistrikan di tengah masa pandemi covid-19 ini.

Rida menyampaikan bahwa kapasitas terpasang pembangkit listrik di Indonesia terus meningkat, di mana sampai dengan Mei 2020 total kapasitas terpasang pembangkit listrik mencapai 70,9 GW. Kapasitas ini mengalami penambahan sebesar 1,2 GW dibandingkan dengan tahun 2019.

Terkait progres program 35.000 MW, proyek pembangkit yang telah memasuki tahap operasi (COD) sebesar 8.187 MW (23%), tahap konstruksi sebesar 19.250 MW (54%), telah kontrak / PPA sebesar 6.528 MW (19%), proses pengadaan sebesar 839 MW (2%), dan tahap perencanaan sebesar 724 MW (2%).

"Dari 35,53 GW itu ada yang sudah COD atau beroperasi kurang lebih 200 unit. Yakni sebesar 8,2 GW atau 23%. Selain itu, jumlah pembangkit yang sedang dalam tahap konstruksi ada 98 unit, sebesar 19,25 GW atau 54%," ujarnya.

Selanjutnya, Rida memaparkan penambahan jaringan transmisi listrik dimana dalam enam bulan terdapat penambahan sebesar 950,85 kms. Sedangkan kapasitas Gardu Induk bertambah 2.890 MVA dalam enam bulan. Penambahan Gardu Distribusi disampaikan terdapat peningkatan sebesar 1.500,873 kms sampai dengan Mei 2020.

Dalam kesempatan tersebut, Rida juga menyampaikan realisasi investasi di subsektor ketenagalistrikan, dimana sampai dengan Juni 2020, investasi subsektor ketenagalistrikan telah mencapai 3,97 Miliar USD dengan target investasi di tahun 2020 sebesar 11,95 Miliar USD. Pandemi COVID-19 berdampak pada realisasi investasi subsektor ketenagalistrikaan, yaitu pembatasan masuknya TKA dan juga peralatan/ komponen sehingga pekerjaan konstruksi mengalami keterlambatan.

Sampai dengan Semester I tahun 2020, rasio elektrifikasi nasional mencapai 99,09%. Sedangkan Rasio Desa Berlistrik Nasional sampai dengan semester I tahun 2020 mencapai 99,51%. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan Rasio Elektrifikasi Nasional adalah dengan menjalankan program melistriki 433 desa belum berlistrik melalui perluasan jaringan, pembangunan minigrid, dan program tabung listrik.

Menurut Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan, progres program melistriki 433 desa sampai saat ini adalah: 52 desa akan dilistriki melalui perluasan jaringan dimana 24 Desa telah menyala, 75 desa akan dilistriki dengan pembangunan minigrid (PLTS Komunal, PLTD Hybrid), dan 306 Desa akan dilistriki dengan Talis menggunakan sumber pembangkit panel surya.

"Cara yang baik untuk melistriki ini, adalah sebagian besar, sekitar 306 desa itu menggunakan talis. Karena demografi maupun geografinya berada di atas gunung, di bukit, ada yang berserak, sehingga mau tidak mau harus dengan talis. Kalau digunakan dengan grid tentu akan mahal dan tidak mungkin, losses sangat tinggi di sana," pungkas Jisman. (PSJ)