Kementerian ESDM Apresiasi PLN NP Dalam Mewujudkan Transisi Energi Melalui Pengelolaan Pembangkit EBT

Senin, 11 September 2023 - Dibaca 197 kali

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengapresiasi PLN Nusantara Power sebagai badan usaha ketenagalistrikan yang terus bertransformasi dalam menyediakan tenaga listrik yang lebih bersih dan berkelanjutan demi mewujudkan transisi energi melalui pengelolaan pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT). Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan yang mewakili Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pada Nusantara Power Connect 2023 di Jakarta Convention Center, Senin (11/09/2023).

"Hal ini dapat kita lihat dari beberapa proyek pembangkit tenaga listrik yang memanfaatkan sumber energi terbarukan diantaranya PLTS Terapung Cirata, PLTS di Kalimantan Timur, PLTS Terapung Waduk Karangkates, dan PLTA Mamberamo," ujar Jisman.

Jisman menyampaikan bahwa pemerintah mengatur pengelolaan penyediaan tenaga listrik berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku sesuai kewenangan penyelenggaraannya yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk mencapai ketahanan energi, yaitu suatu kondisi terjaminnya ketersediaan energi, yang dapat diakses masyarakat dengan harga yang terjangkau dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan perlindungan terhadap lingkungan hidup.

"Mencapai ketahanan energi nasional adalah prioritas utama bagi semua negara, termasuk Indonesia. Namun, tantangan transisi energi menjadi fokus penting dalam rangka mengatasi perubahan iklim global," ungkap Jisman.

Pemerintah, melalui Net Zero Emission Road Map berupaya untuk memproyeksikan subsektor ketenagalistrikan khususnya pembangkitan tenaga listrik untuk dapat bertransisi menuju penggunaan energi yang lebih bersih dalam rangka mencapai zero emission pada 2060 bahkan lebih awal. Untuk itu Kementerian ESDM sangat mendorong transisi energi berjalan lebih cepat.

Dari sisi kebijakan, Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan yang mendorong transisi energi sesuai dengan roadmap salah satunya Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik. Perpres ini diharapkan dapat meningkatkan investasi EBT, mempercepat pencapaian EBT dalam bauran energi nasional, mengurangi Gas Rumah Kaca, dan mengurangi defisit neraca berjalan di sektor energi.

Jisman menyampaikan bahwa upaya pemerintah dalam transisi energi, salah satunya melalui penyusunan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) lebih hijau dari RUPTL sebelumnya, serta penyelarasan dengan Rancangan Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN).

"Pemerintah tidak bisa sendirian, transisi energi membutuhkan kolaborasi semua pihak termasuk pengusaha, ketika nantinya revisi RUPTL akan kita umumkan. Kami akan segera melakukan diseminasi terhadap revisi RUKN dan RUPTL agar dapat cepat dieksekusi," ujar Jisman.

Ia juga menyampaikan terdapat berbagai tantangan dalam mewujudkan transisi energi tersebut mulai dari persoalan infrastruktur energi, teknologi, dan pembiayaan. Karena itu, dibutuhkan kolaborasi semua pihak demi mewujudkan cita-cita transisi energi dan berbagai tantangan yang lebih kompleks.

Dalam kesempatan yang sama Direktur Utama PT PLN (Persero) mengatakan bahwa PT PLN (Persero) melakukan segala upaya untuk meningkatkan proses transisi energi, salah satunya dengan mengeluarkan 13 gigawatt pembangkit listrik tenaga batu bara dari rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) dan membatalkan kontrak 1,3 gigawatt PLTU batu bara.

"Upaya tersebut dilakukan sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan menjadi pemimpin dalam mengurangi perubahan iklim," ujar Darmawan.

PLN juga merencanakan dan mengembangkan 21 gigawatt pembangkit energi baru terbarukan (EBT) dalam The Greenest rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) 2019-2028. Darmawan mengatakan, rancangan RUPTL merupakan yang paling hijau dalam sejarah PLN dan Indonesia.

"Ini yang paling hijau dalam sejarah PLN dan juga dalam sejarah Indonesia yaitu 51,6 persen penambahan kapasitasnya berbasis pada EBT," kata Darmawan.

Nusantara Power Connect

Nusantara Power Connect 2023 (NP Connect 2023) digelar di Jakarta Convention Center, pada 11-12 September 2023. Gelaran ini adalah event tahunan PLN Nusantara Power dan merupakan event ke-8 yang menghadirkan 113 perusahaan, 177 both, 20 sesi konferensi, serta 55 pembicara yang diikuti oleh 8 negara dari Indonesia, India, Jepang, Singapura, Austria, Malaysia, Uni Emirat Arab, dan China. Gelaran ini akan menjadi epicentrum diskusi perkembangan industri ketenagalistrikan di Indonesia. (AT)