Kenalkan Kebijakan Kendaraan Listrik, Gatrik Goes to Campus Hadir di POLBAN

Jumat, 23 Februari 2024 - Dibaca 62 kali

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan terus mengenalkan Kebijakan Kendaraan Listrik kepada masyarakat. Salah satu kegiatan untuk menyasar civitas akademika adalah dengan menggelar kegiatan Gatrik Goes to Campus (GGTC) di Politeknik Negeri Bandung (Polban). Hal tersebut disampaikan Koordinator Humas dan Layanan Informasi Publik, Ditjen Ketenagalistrrikan, Pandu Satria Jati saat membacakan Keynote Speech Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan pada Gatrik Goes to Campus Polban, Bandung (23/02/2024).

"Salah satu upaya Pemerintah untuk mempercepat ekosistem kendaraan listrik adalah dengan menerbitkan Peraturan Presiden No 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) yang telah diubah ke dalam Perpres No 79 tahun 2023," ujar Pandu.

Melalui Perpres tersebut, diharap dapat meningkatkan efisiensi ketahanan energi dan konservasi energi sektor transportasi, terwujudnya energi bersih, kualitas udara bersih, dan juga ramah lingkungan melalui percepatan kendaraan listrik.

Pandu menjelaskan, Kementerian ESDM mendapatkan tugas menyiapkan infrastruktur pengisian kendaraan listrik ( charging station ). Pada tahun 2023 telah terbangun 932 unit SPKLU dan 1.772 Unit Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) atau swab baterei. Total 2.704 unit (SPKLU dan SPBKLU) dari target sebanyak 1.035 unit, atau mencapai 261% dari target pada tahun 2023 lalu.

Wakil Direktur Bidang Keuangan dan Umum Politeknik Negeri Bandung Yusmiati Kusuma dalam sambutannya menyampaikan dengan berubahnya kebijakan Pemerintah dari transporasti berbahan bakar fosil menjadi transportasi berbasis baterai untuk kendaraan listrik diharapkan dapat menurunkan emisi dan menjaga keseimbangan lingkungan.

"Dengan beralihnya kendaraan berbasis baterai ini semoga dapat menurunkan emisi yang ditimbulkan dan dapat menjaga keseimbangan lingkungan," ujar Yusmiati

Dosen Jurusan Teknik Kimia Polban Haryadi menyampaikan, perguruan tinggi saat ini dapat berperan dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik, dari mulai pengembangan kendaraan listrik, baterai sampai ke infrastruktur stasiun pengisiannya.

"Kita bisa berkontribusi setidaknya di pengembangan kendaraan listrik, di pengembangan baterai dan juga infrastruktur stasiun listrik," terang Haryadi.

Polban memiliki peran penting dalam mempersiapkan ekosistem baterai ataupun Kendaraan Listrik dengan mempersiapkan juga sumber daya manusianya, baik dari dosen maupun mahasiswa.

Narasumber dari Ditjen Ketenagalistrikan Andi Hanif menerangkan bahwa Kendaraan Listrik saat ini merupakan bagian dari grand strategi energi untuk mengurangi BBM yang mengganggu neraca Perdagangan Indonesia.

"Meski pembelian Kendaraan listrik awalnya mahal namun selanjutnya untuk biaya operasionalnya jauh lebih murah dari kendaraan konvensional. Masyarakat dalam melakukan maintenance lebih efisien karena misalnya tidak ada ganti oli dan lebih safety," ucap Andi.

National Project Manager ENTREV Eko Adji Buwono sebagai Narasumber menjelaskan bahwa Projek ENTREV berangkat dari masalah atau kebutuhan terkait kendaraan listrik. ENTREV bekerja sama dengan Kementerian/Lembaga membuat road map untuk pengurangan emisi gas rumah kaca di Indonesia, melalui persiapan transisi ke kendaraan listrik. (RO)