Konferensi Pers INED, Sesditjen Gatrik Tekankan Fokus Penting Pemerintah pada Transisi Energi

Jumat, 20 Oktober 2023 - Dibaca 51 kali

Mencapai ketahanan energi nasional adalah prioritas utama bagi semua negara, termasuk Indonesia. Tantangan transisi energi menjadi fokus penting dalam rangka mengatasi perubahan iklim global. Hal tersebut disampaikan Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Ida Nuryatin Finahari pada Press Conference with 78th Indonesia National Electricity Day (INED) and Enlit Asia 2023, Jakarta, Rabu (18/10/2023).

"Komitmen terus ditingkatkan termasuk menetapkan target Net Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih cepat lagi, menajamkan komitmen menuju sistem energi yang lebih bersih dan berkelanjutan," ujar Ida.

Ida menyampaikan pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk menurunkan emisi GRK yang dituangkan ke dalam Nationally Determined Contribution (NDC). Indonesia terus mempertegas komitmennya yang disampaikan dalam COP 26 untuk berkontribusi dalam percepatan perwujudan global Net-Zero Emission, dan juga pada COP 27 melalui Enhanced NDC 2030 dengan peningkatan target dari sektor energi menjadi 358 Juta ton CO2e (dari 29% ke 31,89%) dengan kemampuan sendiri, dan (dari 41% ke 43,20%) dengan dukungan internasional.

"Hal ini selaras dengan komitmen pada pertemuan G20 di Indonesia Tahun 2022 untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 yang dituangkan Bali Compact dan Bali Roadmap yang digunakan sebagai panduan dalam menjalankan transisi energi untuk mencapai stabilitas, transparansi, dan keterjangkauan pasar energi," ujar Ida.

Untuk menjalankan komitmen tersebut, Pemerintah Indonesia melakukan optimalisasi supply tenaga listrik dari sumber Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET), serta pengaturan demand dengan menerapkan efisiensi energi, dan menerapkan strategi lainnya diantaranya melalui program Elektrifikasi (EV, kompor induksi, elektrifikasi pertanian, dll), Pengembangan EBET (off-grid, on-grid & Bahan Bakar Nabati), kemudian pemanfaatan teknologi dekarbonisasi seperti CCS/CCUS, penggunaan sumber energi baru seperti Green Hydrogen dan Green Ammonia yang dituangkan dalam Peta Jalan Net Zero Emission Sektor Energi.

Berdasarkan kondisi infrastruktur penyediaan listrik saat ini menjadi pertimbangan dalam penentuan arah kebijakan pengembangan penyediaan tenaga listrik yang selaras dengan Peta Jalan Net Zero Emission Sektor Energi, dimana pembangkit fosil masih dominan dengan porsi sebesar 85% (dengan pembangkit PLTU sebesar 55%).

"Kontribusi kapasitas pembangkit EBET telah mencapai 15% dan diharapkan akan terus naik. Wilayah usaha PLN juga didominasi oleh PLTU baik milik sendiri maupun IPP," ungkap Ida.

Ida menyampaikan ntuk mendukung semua program transisi energi, saat ini Pemerintah sedang menyusun peraturan perundang-undangan antara lain Rancangan Undang-Undang EBET, Rancangan Peraturan Pemerintah Kebijakan Energi Nasional, dan Rancangan Keputusan Menteri terkait Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional.

"Dengan disusunnya peraturan perundang-undangan tersebut diharapkan sebagai payung hukum yang dapat mempercepat proses transisi energi di Indonesia," kata Ida.

Dalam kesempatan yang sama Sekretaris Jenderal Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia & Ketua Pelaksana HLN78, Arsyadany G Akmalaputri menyampaikan semangat transisi energi menjadi tema Hari Listrik Nasional ke-78 - Enlit Asia 2023 kali ini, "Strengthening ASEAN Readiness in Energy Transition".

Meneurutnya, oembicara ternama dan berpengaruh dari dalam dan luar negeri di industri energi dan ketenagalistrikan juga akan menjadi magnet peserta untuk mengikuti forum diskusi, symposium, seminar dan jejaring, berkolaborasi mendorong penambahan kebutuhan energi listrik dengan dominasi penggunaan EBT, termasuk mencapai target net zero emission pada 2060 atau lebih cepat lagi.

"MKI sebagai partner strategis pemerintah siap membantu dalam mengimplementasikan program transisi energi yang dicanangkan pemerintah sebagai bagian dari proses perencanaan pembangunan baik jangka panjang, menengah, maupun tahunan," ujar Arsyadany.

Direktur Manajemen Risiko PT. PLN (Persero), Suroso Isnandar mengatakan PLN bersama Pemerintah telah menyusun Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) dalam rangka mendukung program transisi energi.

"PLN juga tengah berupaya untuk menjadikan energi hijau menjadi sebuah layanan bagi masyarakat melalui produk listrik hijau yang berasal dari listrik EBT," ujar Suroso.

Ia pun menyampaikan bahwa Hari Listrik Nasional ke-78 Enlit Asia 2023 merupakan event berskala internasional di bidang energi dan kelistrikan, menjadi ajang bagi PLN untuk terus mencari partner bertukar pikiran dan gagasan dalam rangka menjawab beragam perubahan dan tantangan di sektor energi tanah air.

Hari Listrik Nasional ke-78 Enlit Asia 2023

Hari Listrik Nasional ke-78 Enlit Asia 2023 akan berlangsung dari 14 hingga 16 November 2023 di Indonesia Convention Exhibition, BSD.

Tema acara ini adalah "Strengthening ASEAN Readiness in Energy Transition" yang menekankan pentingnya kesiapan ASEAN dalam menghadapi transisi energi.

Pembicara ternama dan berpengaruh dari dalam dan luar negeri di industri energi dan ketenagalistrikan juga akan menjadi magnet peserta untuk mengikuti forum diskusi, symposium, seminar dan jejaring, berkolaborasi mendorong penambahan kebutuhan energi listrik dengan dominasi penggunaan EBT.

Acara ini bertujuan untuk memberikan pembaruan tentang teknologi dan inovasi terbaru dalam industri energi dan ketenagalistrikan. Tujuannya adalah mendorong transisi energi tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh wilayah ASEAN. (AT)