Menteri Arifin: Negara ASEAN Punya Potensi EBT Besar untuk Dukung Transisi Energi

Jumat, 15 September 2023 - Dibaca 138 kali

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus berupaya mendukung pencapaian transisi energi. Dalam usaha mendukung usaha global dalam mencapai target transisi energi, negara-negara di ASEAN, termasuk Indonesia dianggap memiliki cadangan potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) yang melimpah.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam acara Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) International Energy Conference 2023 "Collaboration in Action for Inclusive Energy Roadmap" di Jakarta, Jumat, (15/09/2023).

"ASEAN dengan sumber daya energi bersih dan terbarukan yang sangat besar telah melakukan upaya terbaiknya dalam menerapkan transisi energi untuk mencapai Net Zero Emission pada pertengahan abad ini," ungkap Arifin.

Lebih lanjut Arifin menjelaskan bahwa Indonesia saat ini tengah mengembangkan peta jalan transisi energi untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat.

"Dalam peta jalan ini, kami bertujuan untuk mengembangkan 700 GW energi terbarukan dalam bauran energi, yang berasal dari tenaga surya, air, laut, panas bumi, dan nuklir. Indonesia juga berencana membangun Super Grid untuk meningkatkan pengembangan energi terbarukan, sekaligus menjaga stabilitas dan keamanan sistem kelistrikan yang membuka peluang untuk terhubung dengan ASEAN Power Grid," jelas Arifin.

Ketua Purnomo Yusgiantoro Center Filda C. Yusgiantoro menyampaikan bahwa PYC menyoroti pentingnya sisi demand dalam usaha mempercepat transisi energi.

"Kami ingin menyorot pentingnya sisi demand dalam mempercepat transisi energi. Dalam konferensi ini kami berharap dapat memiliki perspektif mengenai kolaborasi di sisi pasokan dan sisi demand di sektor energi," kata Filda.

Pemerintah Indonesia sendiri tengah menerapkan beberapa strategi untuk meingkatkan demand akan pemanfaatan energi bersih.

"Dari sisi permintaan, kami akan menerapkan beberapa strategi misalnya elektrifikasi di industri, penetrasi kendaraan listrik, pemanfaatan hidrogen, pengembangan jaringan gas kota dan efisiensi energi," ungkap Arifin.

Saat ini, Indonesia juga sedang mengembangkan pengolahan, pemurnian dan hilirisasi industri berbasis mineral.

"Oleh karena itu, Indonesia menyambut baik kolaborasi bersama dengan Negara-negara Anggota ASEAN dan negara-negara lain di bidang tersebut untuk mengamankan rantai pasokan global," tutup Arifin.


PYC International Energy Conference (IEC) 2023

Kementerian ESDM bekerjasama dengan Purnomo Yusgiantoro Center (PYC), Centre For Policy Development (CPD) Australia, Climateworks Centre, International Institute for Sustainable Development (IISD), Indonesia Research Institute for Decarbonisation (IRID), dan Institute for Essential Services Reform (IESR) menyelenggarakan PYC International Energy Conference (IEC) ke-4 sebagai side event Keketuaan ASEAN 2023.

PYC IEC 2023 diselenggarakan pada tanggal 15-16 September 2023 di Hotel JS Luwansa Jakarta. Tema yang didiskusikan dalam konferensi tahun 2023 ini adalah "Collaboration in Action for Inclusive Energy Roadmap".

Kegiatan konferensi ini mempertemukan berbagai pemangku kepentingan di sektor energi skala lokal maupun internasional yang terdiri dari mahasiswa, peneliti, ahli atau pakar energi, sektor swasta dan perwakilan pemerintah. Para pemangku kepentingan tersebut hadir dalam rangka mendiskusikan isu-isu energi global, regional ASEAN, maupun tingkat lokal Indonesia. (U)