Pemerintah Dorong PLTS Atap Penuhi Kebutuhan Industri

Jumat, 18 Maret 2022 - Dibaca 509 kali

Persaingan pasar global sudah bergeser dari produk konvensional ke produk energi hijau yang lebih ramah lingkungan. Pemanfaatan teknologi industri pun mulai beralih ke green technology dan green industry. Untuk itu pemerintah mendorong penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap dengan menerbitkan regulasi terbaru, yaitu Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 Tahun 2021 sebagai bentuk komitmen pemerintah mewujudkan energi bersih.

Hal tersebut disampaikan Direktur jenderal Ketenagalistrikan Rida Mulyana saat memberikan kuliah umum Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya (GERILYA) secara daring, Kamis (17/03/2022).

Menurut Rida, sektor industri dan bisnis menjadi sektor yang potensial untuk mempercepat penetrasi energi terbarukan. Tuntutan pasar yang semakin kuat akan produk hijau (green product) mendorong sektor komersial dan industri beralih pada teknologi yang ramah lingkungan demi mempertahankan eksistensinya di pasar global.

Menurutnya saat ini ada standar baru di bidang industri untuk menghasilkan produk-produk yang green agar bisa diekspor ke negara lain. Saat produk tersebut sampai di negara lain, akan diklasifikasi kembali apakah saat produksinya menggunakan energi yang berasal dari pembangkit yang emisinya tinggi. Apabila demikian akan dikenakan pajak yang tinggi terhadap barang tersebut.

"Artinya, meskipun dari pabrik kita murah, tetapi kemudian karena dikenai pajak, barang kita itu tidak bisa bersaing" ujar Rida.

Industri di Indonesia disebut Rida mulai meminta dipasok dengan listrik yang green. Untuk itu industri-industri berinisiatif untuk membangun sendiri PLTS atap. Mereka bisa mengklaim sebagian produk mereka diproduksi dengan menggunakan energi yang green, dalam hal ini adalah PLTS Atap. Jokowi disebut Rida jugaas Rumah Kaca (GRK)."Terakhir pada pidato Presiden pada tanggal 16 agustus 2021, yang menjadi pegangan kita, dan kemudian keluarlah Permen PLTS Atap," ungkap Rida.

Program GERILYA akselerasi PLTS Atap

Pemerintah terus mendorong pembangunan PLTS Atap untuk mencapai target 3,6 Gigawatt (GW) pembangkit EBT di tahun 2025. Penerapan PLTS Atap disebut memiliki sejumlah dampak positif, di antaranya berkontribusi menurunkan emisi gas rumah kaca. Pemerintah saat ini juga sedang menyusun beberapa tahapan Road Map Pengembangan PLTS Atap.

"Lagi kita upayakan terealisasi agar kemudian permen efektif memberikan dampak yang lumayan signifikan," ungkap Rida.

Beberapa upaya yang telah dilakukan Kementerian ESDM antara lain menyiapkan aplikasi pelayanan, ,hingga .Kementerian ESDM juga mendekati perbankan untuk ikut berkontribusi menyediakan dana murah dan bekerjasama dengan institusi luar negeri agar Road Map PLTS Atap bisa dicapai.

Salah satu upaya mempercepat PLTS Atap juga dengan membentuk pdengan melibatkan generasi muda dalam pemanfatan energi bersih khususnya PLTS Atap. Program ini melibatkan Kementerian ESDM dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dengan studi independen PLTS Atap yang diimplementasikan dalam metode "Merdeka Belajar Kampus Merdeka". Tahap ini program gerilya ditujukan bagi 50-100 Mahasiswa Eksakta minimal semester-5 di berbagai Kampus di Indonesia.

Keunggulan Program GERILYA yaitu kolaborasi antar Kementerian, BUMN, Akademisi, Asosiasi, NGO dalam mendorong energi bersih, dengan kontribusi pengajar mulai dari top leader Birokrat, CEO BUMN, dosen hingga praktisi profesional. Program GERILYA dimulai pada Feburari 2022 s.d. Juli 2022 mencakup Courses dan Team Based Project. (AT)