Strategi Pemerintah dalam Pengembangan Pembangkit Energi Baru Terbarukan

Kamis, 24 Juni 2021 - Dibaca 2499 kali

Pemerintah terus mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) dalam bauran energi pembangkit listrik. Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Ida Nuryatin Finahari menjelaskan strategi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam mewujudkan pengembangan EBT di sektor pembangkitan. Ida menyampaikan hal tersebut saat menjadi pembedah buku dalam Webinar Bedah Buku "Economics of Electricity: Markets, Competition, and Rules", Kamis (24/6/2021).

Setidaknya ada delapan strategi yang dilakukan Pemerintah, antara lain pengembangan smart grid, revisi grid code, pengembangan PLTS Atap, dan penyusunan Rancangan Peraturan Presiden mengenai EBT. Di samping itu, menurut Ida, Pemerintah mendorong cofiring PLTU dengan biomassa, serta dedieselisasi atau konversi pembangkit listrik diesel ke pembangkit listrik yang lebih ramah lingkungan.

"Pemerintah juga mendorong program renewable energy-based economic development (REBED) yaitu program penggunaan EBT untuk memacu perekonomian wilayah termasuk di daerah 3T, misal melalui pengembangan microgrid. Selain itu, Pemerintah mendorong program renewable energy-based industry development (REBID) yaitu melalui pengembangan potensi pembangkit listrik tenaga air dan panas bumi skala besar yang terintegrasi dengan pengembangan industri," Ida menjelaskan.

Sejalan dengan upaya Kementerian ESDM dalam mendorong pengembangan EBT, Ida menyampaikan PT PLN (Persero) juga telah menyusun draft Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2021-2030 yang lebih 'hijau'. Porsi EBT dalam draft RUPTL tersebut meningkat menjadi 48%. Angka ini meningkat dibanding RUPTL 2019-2028 yang masih di kisaran 30%.

"Kami berharap sektor ketenagalistrikan semakin hari semakin andal dan semakin bersih, bagaimana kita bisa meningkatkan kontribusi EBT khususnya di sektor pembangkit listrik agar semakin kompetitif dan terjangkau untuk masyarakat," ujar Ida.

Webinar Bedah Buku diselenggarakan oleh Perpustakaan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (Ditjen Gatrik) berkolaborasi dengan Agen Perubahan Ditjen Gatrik. Selain Ida, webinar ini juga menampilkan Pakar Ketenagalistrikan Institut Teknologi Bandung (ITB) Nanang Hariyanto sebagai pembedah buku.

Senada dengan Ida, Nanang menyampaikan pentingnya pengembangan EBT dalam pembangkitan listrik.

"Saat ini kita melakukan perencanaan-perencanaan. Salah satu hal yang harus kita lakukan dalam perencanaan adalah kita tidak boleh melupakan anak-cucu kita yang juga harus ikut menikmati energi ini. Jadi kalau sekarang kita ambil cadangan-cadangan batu bara, berarti kita ambil tabungan. Jadi itu harus dikurangi besar-besaran sehingga kita bisa memanfaatkan EBT. Mari kita mulai sama-sama berjalan ke arah sana," ujar Nanang.

Buku Economics of Electricity: Markets, Competition, and Rules ditulis oleh Anna Creti dan Fulvio Fontini. Nanang menyebut isu penting seperti digitalisasi dan dekarbonisasi diceritakan dengan cara yang sederhana dan mudah dimengerti. Ia mengatakan buku tersebut komperhensif dan update terhadap perkembangan sektor ketenagalistrikan yang ada saat ini. (AMH)