Transisi Energi Butuh Dukungan Industri Dalam Negeri

Kamis, 20 Oktober 2022 - Dibaca 424 kali

Proses transisi energi yang didorong oleh Pemerintah membutuhkan komitmen bersama termasuk dari industri dalam negeri. Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Ida Nuryatin Finahari dalam acara "Roadmap Transisi Energi Menuju NZE 2060" pada Rabu (19/10/2022).

"Transisi energi akan terbantu apabila industri dalam negeri juga tumbuh sehingga harga energi baru terbarukan (EBT) semakin kompetitif," ujar Ida.

Ia melanjutkan bahwa Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tidak dapat berjalan sendirian, namun perlu dukungan dari berbagai kementerian/lembaga lain termasuk dari sektor swasta.

"Private sector agar dapat berkontribusi dalam hal pengembangan teknologi industri dalam negeri sehingga diharapkan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri-red) atau local content pada pengembangan EBT juga naik," tuturnya.

Ida lantas menjelaskan bahwa dari sisi kebijakan, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik.

"Tujuannya antara lain untuk meningkatkan investasi EBT, mempercepat pencapaian EBT dalam bauran energi nasional, mengurangi Gas Rumah Kaca, dan mengurangi defisit neraca berjalan di sektor energi," Ida mengungkapkan.

Dukungan untuk berkontribusi dalam proses transisi energi juga disampaikan oleh Shinta Kamdani dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN).

"KADIN membantu perusahaan bisa mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Dunia usaha bukan hanya korporasi besar saja tapi juga perusahaan kecil dan menengah. KADIN sudah membentuk gugus tugas khusus untuk komitmen dari segi sustainability dan ini menyangkut beberapa hal termasuk financing," kata Shinta.

Tak hanya dukungan dari dalam negeri, dukungan dari luar negeri juga dibutuhkan menuju transisi energi. Hal tersebut dikemukakan oleh Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Satya Wira Yudha.

"Transisi energi adalah suatu keharusan yang kita jalani ke depan, jadi keberhasilan transisi energi harus dicari jalan keluarnya terutama membangun ekosistem energi lebih bersih. Indonesia tidak bisa berdiri sendiri. Climate finance harus dapat dukungan dari negara-negara maju sehingga cita-cita menuju NZE dapat dilaksanakan," kata Satya.

Selain narasumber dari Kementerian ESDM, KADIN, dan DEN, acara ini juga menghadirkan Vice President Pertamina Energy Institute Hery Haerudin dan Direktur Transimisi dan Perencanaan Sistem PT PLN (Persero) Evy Haryadi sebagai narasumber.


Peja Jalan Menuju Net Zero Emission

Peta jalan transisi energi menuju NZE yang telah disusun oleh Kementerian ESDM terbagi menjadi beberapa tahap mulai dari tahun 2025 hingga 2060. Ida menyampaikan pada tahun 2025 target penurunan emisi 231.2 Juta ton CO2e melalui pengembangan EBT berdasarkan RUPTL PLN, pemanfaatan PLTS Atap, percepatan waste to energy, pengembangan PLTBm skala kecil, dan cofiring biomassa pada PLTU.

"Pada tahun 2030 target penurunan emisi 327.9 Juta ton CO2e melalui pengembangan EBT berdasarkan RUPTL PT PLN (Persero) 2021-2030 dan PLTA Pump storage mulai 2025," ujarnya.

Kemudian pada tahun 2035 target penurunan emisi 388 Juta ton CO2e melalui produksi Green Hydrogen dari pembangkit EBT mulai 2031, Battery Energy Storage System (BESS) mulai masif tahun 2034, dan kapasitas terpasang PLTP 11 GW pada tahun 2035.

Beralih ke tahun 2040, target penurunan emisi 629.4 Juta ton CO2e melalui penggunaan nuklir untuk ketenagalistrikan mulai 2039 serta pengembangan Variable Renewable Energy (VRE) berupa PLTS semakin masif, diikuti oleh PLTB baik on shore maupun off shore mulai tahun 2037 .

Ida lantas menjelaskan pada tahun 2050 target penurunan emisi 1,043.8 Juta ton CO2e melalui green hydrogen yang menggantikan gas alam untuk proses pemanasan suhu tinggi mulai dari tahun 2041, serta energi primer dari EBT lebih tinggi daripada total energi primer berbasis fosil.

Ia melanjutkan bahwa pada tahun 2060 target penurunan emisi 1,789 Juta ton CO2e.

"Emisi di sektor ketengalistrikan pada 2060 akan mencapai nol dan emisi 129 juta ton CO2-e di sektor industri dan transportasi, serta diharapkan semua pembangkit berasal dari EBT," pungkasnya.

Talkshow Roadmap Transisi Energi Menuju NZE 2060 merupakan bagian dari Tempo Energy Day. Acara ini diselenggarakan oleh Tempo untuk memperingati Hari Energi Sedunia 2022. Tempo Energy Day 2022 ini terdiri atas serangkaian talkshow daring pada 19-21 Oktober 2022 dengan tema beragam seputar energi, dan menghadirkan para narasumber ahli di bidangnya. (AMH)