9 Program Strategis Nasional KESDM Disampaikan di Depan Mahasiswa USU

Selasa, 13 Oktober 2015 - Dibaca 1239 kali

MEDAN - Universitas Sumatera Utara (USU), Medan, menjadi tuan rumah roadshow Seminar dan Pameran Peringatan Hari Nusantara ke-15 Tahun 2015, Selasa (13/10), setelah sebelumnya diselenggarakan di Universitas Papua, Universitas Nusa Cendana Kupang, Universitas Hasanuddin Makassar, dan Universitas Tanjung Pura Pontianak. Mengambil tempat di Gelanggang Mahasiswa USU, roadshow kali ini bertemakan "Pengembangan Potensi Energi Baru Terbarukan dalam Rangka Diversifikasi, Konservasi, dan Inovasi Energi di Provinsi Sumatera Utara untuk Mendukung Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia".

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said dalam sambutannya yang dibacakan oleh Inspektur Jenderal Kementerian ESDM, Mochtar Husein, menyampaikan mengenai 9 Program Strategis Nasional untuk mempercepat upaya pembangunan kedaulatan energi. Program pertama adalah perbaikan Bauran Energi Nasional menuju 25% berasal dari energi baru terbarukan. "Kita pada 2025 harus melakukan bauran energi dari EBT sebesar 25%, jadi tidak murni fosil lagi, misalnya dengan bioenergi," jelas Mochtar.

Program kedua adalah Pembudayaan Konservasi Energi. "Saat ini, sebanyak 500 generasi muda kita sebar ke seluruh pelosok untuk melakukan sosialisasi konservasi energi," lanjut Mochtar. Program ketiga adalah eksplorasi migas secara agresif. "Beberapa tahun terakhir ini eksplorasi yang kita lakukan memang agak menurun, hanya sekitar 700.000 barel. Dengan ini diharapkan lifting minyak kita bisa naik seperti zaman dulu," ujar Mochtar.

Peningkatan produksi dan lifting migas menjadi program keempat, di mana saat ini eksplorasi migas di Cepu bisa menambah lifting migas kita sekitar 145.000 barel per hari. Kemudian pembangunan infrastruktur migas, yakni pembangunan kilang minyak dan membangun jaringan gas dalam kota untuk industri dan rumah tangga. Program keenam adalah pembangunan pembangkit 35.000 megawatt (MW) yang merupakan tekad pemerintah untuk memenuhi kebutuhan listrik Indonesia. "Pada tahun 2019 nanti kita ingin mencapai tingkat elektrifikasi 96%, jadi tidak ada penduduk yang tidak berlistrik. Ini juga mempermudah investor untuk berinvestasi di Indonesia," lanjutnya.

Program ketujuh adalah Pembangunan Industri Penunjang Sektor Energi, termasuk juga meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri. Program kedelapan adalah Hilirisasi Industri Mineral dan Batubara, dengan cara membangun smelter supaya sumber daya kita memiliki nilai tambah. Program yang terakhir adalah Konsolidasi Industri Pertambangan yang merupakan amanat Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009.

"Kita harus bekerja keras untuk mencapai ini bersama. Maka dari itu, kami membutuhkan dukungan dari para akademisi, sehingga apa yang kita kerjakan bersama dapat kita wujudkan dengan sebaik-baiknya," tutupnya mengakhiri sambutan dan kemudian membuka acara secara resmi. (DKD)

Bagikan Ini!