Carbon Capture and Storage (2) : Transisi Menuju Energi Alternatif

Jumat, 23 Oktober 2009 - Dibaca 4319 kali

JAKARTA. Hasil simulasi yang telah dilakukan oleh para ahli dunia menunjukkan bahwa pemanasan global yang melebihi daya dukung planet akan mengakibatkan berbagai bencana, mulai dari perubahan iklim yang ekstrem hingga menyebabkan rantai bencana yang bersifat global dan katastropis. Gas CO2 yang terdapat dalam gas buang hasil pembakaran energi fosil merupakan komponen utama Gas Rumah Kaca (GRK). Selama seabad terakhir, dunia telah melepas GRK tidak kurang dari 26 Giga ton CO2 (GtCO2) per tahunnya. Jika dibiarkan, jumlah itu akan terus meningkat dan diperkirakan akan terakumulasi mencapai 9000 GtCO2 dalam satu abad mendatang. Untuk menghindari bencana katastropis tersebut, dunia harus dapat mengupayakan agar pelepasan emisi CO2 ke atmosfer secara kumulatif tidak lebih dari 2600-4600 GtCO2. Lebih jauh Sir Nicolas Stern dalam "The Economic of Climate Change" menyimpulkan bahwa usaha mitigasi harus dilakukan segera walaupun usaha ini memang mahal. Bila tidak dilakukan sedini mungkin maka kita akan menanggung biaya yang jauh lebih mahal, baik untuk biaya rehabilitasi fisik ataupun ongkos sosial dalam menghadapi resiko akibat perubahan iklim. Studi yang sama dan difokuskan pada wilayah Asia Tenggara dimana Indonesia menjadi salah satu obyek studinya menyebutkan bahwa wilayah Asia Tenggara akan menderita kerugian yang lebih parah dari rata-rata global dunia yang ekuivalen dengan 6.7% produk domestik bruto (GDP) tiap tahunnya pada 2100 mendatang. Hasil dari berbagai pertemuan global dalam menyikapi peruahan iklim ini mengemukakan dua hal pokok yang dapat ditempuh untuk mengurangi emisi (memitigasi) CO2 dalam skala global. Pertama, dengan cara merubah pola hidup terkait dengan penggunaan energi, dan kedua dengan menerapkan teknologi energi bersih (Clean Energy Technologies) dalam berbagai aspek kehidupan. Salah satu teknologi bersih yang dikembangkan adalah teknologi Carbon Capture and Storage (CCS). Teknologi ini menerapkan rangkaian proses mulai dari pemisahan dan penangkapan CO2 hingga menyimpannya ke dalam tempat penampungan (formasi geologi) untuk jangka waktu yang sangat lama. Teknologi ini secara teknis menawarkan langkah konkret dalam menangani volume emisi gas CO2 dengan menggunakan teknologi yang telah ada sebelumnya. Dengan demikian, banyak kalangan yang memandang bahwa teknologi CCS sebagai teknologi yang mampu menjembatani masa transisi menuju energi alternatif di masa depan dan memungkinkan dunia untuk tetap menggunakan bahan bakar fosil tanpa kekhawatiran. Secara teknis beberapa komponen dari CCS yaitu penangkapan, transportasi, dan penyimpanan, telah digunakan dalam industri migas di Kanada dan Amerika sejak 1990 untuk keperluan lain seperti Enchanced Oil Recovery (EOR), injeksi gas asam, penyimpanan gas alam dan sebagainya. Mengingat kemampuan teknis CCS, dunia terus melakukan penelitian dan pengembangan untuk memberikan kepastian bahwa CCS dapat diterapkan secara efektif, ekonomis, dan aman dalam usaha memerangi perubahan iklim.

Bagikan Ini!