India Pelajari Program Konversi Mitan Indonesia

Selasa, 5 April 2011 - Dibaca 2468 kali

JAKARTA. India tertarik pada keberhasilan program konversi minyak tanah ke LPG yang dilaksanakan Indonesia. Dipimpin oleh Menteri Perminyakan dan Gas Bumi India RPN Singh serta Duta Besar India untuk Indonesia Biren Nanda, delegasi India berkunjung ke Ditjen Migas Kementerian ESDM untuk mempelajari pelbagai hal mengenai program tersebut, Senin (4/4).Delegasi India diterima oleh Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Saryono Hadiwidjoyo, mewakili Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H. Legowo. Hadir pula dalam kesempatan itu, Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas A. Edy Hermantoro, wakil dari PT Pertamina, Kementerian Perindustrian dan Mabes Polri.Ketertarikan India terhadap program konversi mitan ke LPG yang dilakukan Indonesia, sebelumnya telah dikemukakan pada pertemuan IEF di Cancun, Meksiko, tahun lalu. Dalam kesempatan itu, India berjanji akan segera mengirimkan tim untuk mempelajari keberhasilan Indonesia melaksanakan kebijakan tersebut.Dalam sambutannya, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Saryono Hadiwidjoyo mengemukakan, Indonesia sangat menghargai kunjungan Delegasi India yang ingin mempelajari pengalaman Indonesia melaksanakan kebijakan konversi mitan ke LPG. Ia mengharapkan agar dalam pertemuan ini, kedua belah pihak dapat saling bertukar pandangan, wawasan, informasi dan isu-isu mengenai program konversi minyak tanah ke LPG.Program konversi mitan ke LPG, papar Saryono, telah dilaksanakan sejak tahun 2007 dan akan berakhir tahun ini. Hingga 31 Januari 2011, telah dibagikan 48,22 juta paket LPG tabung 3 kg dan total uang negara yang berhasil dihemat sebesar Rp 27,89 triliun."Paket dibagikan untuk kepala keluarga pengguna mitan dan usaha kecil," tambah Saryono.Program ini dilakukan secara bertahap, disesuaikan dengan ketersediaan infrastruktur. Faktor ini pula yang menghambat Indonesia bagian Timur belum dapat terjangkau program konversi.Konversi mitan ke LPG bertujuan melakukan diversifikasi pasokan energi untuk mengurangi ketergantungan terhadap BBM, khususnya minyak tanah dan mengurangi penyalahgunaan minyak tanah bersubsidi karena LPG lebih aman dari penyalahgunaan."Selain itu, melakukan efisiensi anggaran pemerintah karena penggunaan LPG lebih efisien dan subsidinya relatif lebih kecil daripada subsidi minyak tanah serta menyediakan bahan bakar yang praktis, bersih dan efisien untuk rumah tangga dan usaha mikro," jelas Saryono.Dalam kesempatan itu, Saryono juga menjelaskan bahwa paket program konversi mitan ke LPG yang dibagikan ke masyarakat, terdiri dari tabung gas ukuran 3 kg beserta isinya, kompor dan selang. Pemerintah memberikan subsidi pada gas tabung ukuran 3 kg, namun tidak menyubsidi gas tabung ukuran 12 kg, 50 kg dan bulk.Terkait penyalahgunaan gas tabung ukuran 3 kg, diakui Saryono, masih terjadi meski jumlahnya kecil. Namun mulai tahun depan, pemerintah akan memberlakukan sistem distribusi tertutup, dimana hanya masyarakat yang berhak saja yang dapat membeli gas tabung ukuran 3 kg.Mengenai ketersediaan isi ulang tabung, pemerintah cq PT Pertamina sebagai pemegang PSO, menjamin ketersediaannya. Masyarakat dapat dengan mudah memperolehnya di agen dan penyalur. (TW)

Bagikan Ini!