Kepala Badan Geologi Meminta Masyarakat Mewaspadai Gerakan Tanah Longsor

Kamis, 3 September 2009 - Dibaca 3852 kali

JAKARTA. Kejadian gempabumi 7,3 SR yang melanda Tasikmalaya (2/9) dilanjutkan kemudian dengan gempa susulan akan meningkatkan potensi terjadinya gerakan tanah longsor. Peningkatan potensi gerakan tanah terjadi akibat goncangan-goncangan gempabumi yang menyebabkan pergerakan tanah.Kepala Badan Geologi, R. Sukhyar meminta masyarakat khususnya sekitar lokasi bencana gempabumi Tasikmalaya selain tetap mewaspadai terjadinya gempa susulan juga terjadinya gerakan tanah (longsor). "Akibat goncangan keras yang terjadi kemarin, potensi terjadinya gerakan tanah menjadi meningkat karena tanah menjadi semakin gembur sehingga mudah longsor". "Cianjur, Garut, Bandung dan Tasikmalaya merupakan sebagian wilayah Provinsi Jawa Barat yang berpotensi terjadi gerakan tanah", ujar Beliau.Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVG), Badan Geologi, DESDM, daerah-daerah yang berpotensi terjadi gerakan tanah menengah hingga tinggi dapat terjadi khususnya pada daerah yang memiliki struktur tanah berupa perbukitan/punggungan dengan kemiringan sedang hingga terjal. Potensinya terjadi gerakan tanah akan semakin besar jika area tersebut tidak terdapat tanaman keras yang berakar kuat dan dalam.Pemicu terjadinya gerakan tanah selain diakibatkan oleh getaran tanah (gempabumi) dapat pula diakibatkan curah hujan yang tinggi, struktur tanah yang terjal, tanah yang kurang padat dan tebal, batuan yang kurang kuat, jenis tata lahan, susut muka air danau atau bendungan, adanya beban tambahan, pengikisan/erosi, adanya material timbunan pada tebing dan bekas longsoran lama. Wilayah-wilayah Provinsi Jawa Barat yang berpotensi terjadi gerakan tanah bulan September 2009

Bagikan Ini!