Mengenal Lebih Dekat Lapangan Gas Tunu

Minggu, 27 Maret 2011 - Dibaca 6326 kali

Apabila kita berbicara tentang Lapangan Gas Tunu, maka kita harus memulainya dari penemuan Lapangan gas Tambora. Tambora adalah lapangan gas yang berlokasi di tengah Delta Sungai Mahakam dan ditemukan pertama kali pada 1974. Lapangan Tambora merupakan katalis bagi penemuan lapangan raksasa Tunu pada 1977. Lapangan Tambora dan Tunu dikembangkan oleh Total E&P Indonesie.Kedua lapangan seluas 400 km persegi tersebut membentang sepanjang 80 km dari utara ke selatan di sepanjang garis pantai Delta Sungai Mahakam. Produksi gabungan keduanya saat ini mencapai sekitar 1.300 mmscfd.Tambora mulai berproduksi pada 1989, disusul Tunu setahun kemudian. Hidrokarbon dari kedua lapangan tersebut dikirim ke Anjungan pengumpul dan penguji produksi (Gathering and Testing Satelites/GTS), lalu dikirim ke Central Processing Unit (CPU-1) yang terdiri dari unit separasi gas, unit dehidrasi gas, unit pengolahan air terproduksi (Oily Water Treatment/OWT), pompa kondensat, dan 2 generator turbin gas elektrik. Kapasitas pemrosesan CPU-1 adalah sebesar 350 mmscfd.Pada tahap pengembangan kedua yang dimulai 1994, dibangun 2 unit GTS tambahan, pipa pengiriman dan fasilitas pemrosesan kedua (CPU-2), sehingga memperikan tambahan kapasitas sebesar 900 mmsscfd. Selanjutnya, pada 1995 dipasang lagi 2 unit GTS.Produksi dan perluasan di bagian utara lapangan Tunu dimulai pada akhir 1998, setelah proyek pemasangan 4 GTS yang dihubungkan ke pusat pengolahan baru di bagian utara (Northern Processing Unit/NPU). Tahap ini diselesaikan dengan berdirinya jalur pipa ekspor gas dan kondensat, serta pusat pengukuran baru yang dibangun di dekat Badak yang dikenal dengan nama Tambora-Tunu Receiving Facilities (TRF).Dikarenakan semakin turunnya tekanan reservoir, fasilitas kompresi didirikan di lapangan tersebut. Tahap pertama meliputi pemasangan Medium Pressure Compression Platform di sebelah CPU-2 (dikenal sebagai Tunu Compression Platform/TCP) dengan kapasitas 900 mmscfd, jaringan pipa Medium Pressure (MP), beberapa jenis manifold, penampung tikusan, dan air cooler surface platform. Proyek ini mulai beroperasi pada 2000 dan beberapa tahun kemudian dilanjutkan dengan proyek sejenis di Tunu Utara yang disebut Northern Compression Platform (NCP).Bersamaan dengan dibangunnya fasilitas kompresi, kepala sumur GTS tambahan pun dipasang, seiring dengan perluasan batas lapangan ke arah utara dan selatan.Untuk mendapatkan perolehan sumur yang maksimal pada tekanan yang lebih rendah, maka dibangunlah proyek Tunu fase 11 yang baru saja diresmikan oleh Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh (26/3/2011), bersamaan dengan peresmian proyek Tunu 12, Tunu 13A dan Peciko 6. Proyek Tunu fase 11 terdiri dari instalasi fasilitas kompresi LP di Tunu Selatan dan Tunu Utara dengan kapasitas maksimal 605 mmscfd (Tunu Selatan) dan 445 mmscfd (Tunu Utara). Produksi Tunu 11 dimulai pada akhir 2009 dengan modus produksi pada tekanan rendah (LP) dan medium (MP) yang dilakukan secara bersamaan.Sementara itu, Tunu fase 12 terdiri dari konstruksi 3 GTS dan well head platform yang terhubung secara moduler ke fasilitas produksi dan test header. Ketiga GTS siap dibor pada 2009. Pada proyek ini semua proses (termasuk engineering dasar) dilakukan di Indonesia. Selanjutnya, akan dikembangkan proyek Tunu 13 yang merupakan penambahan 2 GTS dengan desain serupa proyek Tunu 12. (KO)

Bagikan Ini!