Museum Gunungapi Merapi (3): Sumber Daya dan Bahaya Merapi

Sabtu, 3 Oktober 2009 - Dibaca 7881 kali

SLEMAN. Kehidupan masyarakat di lereng gunungapi aktif tidak terlepas dari pengaruh sumber daya alam sekaligus potensi ancaman bahaya letusan yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Gunung Merapi yang secara administratif termasuk dalam wilayah beberapa Kabupaten yaitu Boyolali, Magelang, Klaten dan Sleman memiliki potensi agrikultural, penambangan pasir-batu, dan potensi pariwisata yang berrmanfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Salah satu faktor kesuburan tanah di lereng Merapi adalah limpahan kandungan material hasil letusan yang diendapkan di sekitarnya. Unsur-unsur yang terkandung dalam material letusan seperti fosfor,nitrat, dan natrium, ditunjang dengan iklim tropis bercurah hujan tinggi menjadi daya dukung yang sangat baik bagi pengembangan pertanian, peternakan, maupun perikanan. Awan panas Merapi mengeluarkan material pasir, batuan, serta abu. Saat ini, pasir menjadi bahan komoditi andalan masyarakat dan menjadi sumber kehidupan utama di samping sektor pertanian. Di sektor pariwisata, lereng Gunung Merapi masih menjadi salah satu kawasan wisata andalan yang menyediakan solfatara, kubah lava, dan pemandangan yang sangat menakjubkan dari ketinggian ribuan meter di atas permukaan laut. Beberapa tahun terakir juga telah dikembangkan obyek wisata berbasis ilmu pengetahuan melalui Museum Gunungapi Merapi di Kaliurang, Sleman (diresmikan 1 Oktober 2009), melengkapi Museum Gunungapi Ketep di Magelang, yang sudah lebih dulu ada. Namun tak selamanya Merapi bersahabat, Gunung Merapi memiliki periode erupsi yang singkat (yang terpendek hanya 2 tahun), sehingga dapat menjadi ancaman bahaya bagi kehidupan di sekitarnya. Dengan tinggi puncak hampir 3000 meter di atas permukaan laut, awan panas Merapi sebagai bahaya utama dapat meluncur dengan kecepatan hingga 100 km/jam sejauh belasan kilometer. Gunung Merapi memiliki tipe erupsi spesifik yaitu munculnya awan panas (wedus gembel). Awan panas ini sebenarnya merupakan letusan Merapi yang ditandai keluarnya sejumlah material magmatis (batu, pasir, dan abu) yang diiringi konsentrasi gas yang sangat tinggi dengan suhu ratusan derajat celcius. Abu yang dikeluarkan akan menyebar menurut arah dan besar angin. Abu dapat merusak tanaman pertanian, mencemari air, serta mengganggu pernafasan yang dapat berujung pada kematian. Bahaya yang tidak kalah penting adalah lahar dingin, yaitu aliran lumpur pekat yang dikarenakan hujan lebat menggerus material vulkanik dan mengalir ke daerah lebih rendah terutama melalui sungai dan lembah.

Bagikan Ini!