Pengembangan PLTN Perlu Pertimbangan Secara Menyeluruh dan Hati-Hati

Sabtu, 6 Februari 2010 - Dibaca 6062 kali

JAKARTA. Pemanfaatan energi nuklir sebagai bahan bakar pembangkit (PLTN) perlu pertimbangan yang menyeluruh dan sangat hati-hati. Meski kebutuhan masyarakat terhadap energi listrik sangat tinggi namun pemerintah tetap akan mengoptimalkan sumber-sumber energi alternatif yang lain sebagai bahan bakar pembangkit. Meski beberapa negara tetangga dengan serius akan mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) tetapi bagi Indonesia persiapan akan dilakukan hanya setelah sumber-sumber energi alternatif yang lain sudah dioptimalkan penggunaanya. Demikian diungkapkan Menteri ESDM, Darwin Zahedy Saleh, Jumat (5/2)."Pengembangan PTN perlu pertimbangan secara komprehensif dan sangat hati-hati", ujar Menteri. Lebih lanjut menurut Beliau, pertimbangan dari para tenaga ahli juga masyarakat perlu dipertimbangkan dan pemerintah akan mencermati dengan baik hasil keputusan yang diperoleh, karena lanjut Beliau, untuk memenuhi kebutuhan listrik bagi masyarakat pemerintah akan terus mengeksplor berbagai sumber-sumber energi alternatif termasuk PLTN.Sumber-sumber energi alternatif selain nuklir yang dapat digunakan sebagai bahan bakar pembangkit sangat banyak seperti misalnya, batubara, gas dan panas bumi. Indonesia memiliki potensi energi panas bumi mencapai sekitar 28.000 MW (40% cadangan dunia) dengan potensi sumber daya 13.440 MW dan reserves 14.473 MW yang tersebar di 265 lokasi di seluruh Indonesia, dari potensi sebesar tersebut pemanfaatannya untuk pembangkit listrik saat ini baru mencapai 4% atau 1.189 MW. Pemerintah akan mengoptimalkan potensi panas bumi yang terbukti ramah lingkungan tersebut sebagai bahan bakar pembangkit listrik pada program Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik Tahap II. Pemanfaatan energi panas bumi pada program tersebut mencapai 3.583 MW dari total kapasitas yang ditargetkan sebesar 10.677 MW.

Bagikan Ini!