Percepatan Pengembangan Panas Bumi Dukung Program 10.000 MW Tahap II

Kamis, 3 Desember 2009 - Dibaca 3970 kali

NUSA DUA. Hingga saat ini pemanfaatan energi panas bumi untuk pembangkit listrik telah menyumbang sekitar 1189 MW dari total potensi panas bumi di Indonesia yang mencapai 28 Giga Watt. Upaya terobosan dalam pengembangan energi panas bumi adalah mewujudkan program percepatan pembangunan listrik 10.000 MW Tahap II, dimana panas bumi ditargetkan sebagai salah satu sumber utamanya dengan porsi mencapai 48%. "Program ini adalah program yang strategis dan mendesak untuk mengatasi kekurangan pemenuhan energi listrik seperti yang secara nyata kita rasakan akhir-akhir ini," demikian disampaikan Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh saat membuka "Seminar Panas Bumi 2009" di Hotel Melia, Nusa Dua, Bali, Kamis (3/12).Melalui program ini, pada 2012 akan dicapai kapasitas listrik panas bumi sebesar 2.000 MW dan pada tahun 2014 dicapai sebesar 5.000 MW.Menteri ESDM memaparkan, sesuai dengan cetak biru perencanaan energi 2005-2025, pada tahun 2025 peran minyak dalam bauran energi dikurangi hingga 30%, sementara penggunaan panas bumi akan dinaikkan, sehingga pada tahun 2025 nanti pembangkit tenaga listrik panas bumi diharapkan dapat menyumbang sekitar 9.500 MW. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah akan menata kebijakan pengembangan panas bumi dengan menerbitkan Peraturan Presiden berkaitan dengan harga jual listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) serta mempercepat pemanfaatan lapangan panas bumi yang telah dilakukan eksplorasinya terutama wilayah kerja panas bumi yang telah ada sebelum UU Panas Bumi dan wilayah kerja panas bumi yang telah ditenderkan.Bagi daerah yang tidak memiliki sumber energi selain panas bumi seperti Sulawesi Utara dan NTT, pemanfaatan panas bumi akan dioptimalkan dengan memasukkannya ke dalam RUPTL (Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik). Di sisi lain, kegiatan penelitian dan pengembangan akan terus dilakukan guna memperdalam informasi geosain di wilayah-wilayah baru untuk pengembangan panas bumi selanjutnya.

Bagikan Ini!