Perkembangan Aktifitas Gunung Merapi

Sabtu, 23 Oktober 2010 - Dibaca 3952 kali

YOGYAKARTA. Aktifitas vulkanik G. Merapi Yogyakarta, beberapa hari belakangan ini terus menunjukkan kecenderungan mengalami peningkatan relaltif cepat. Semua metoda pemantauan yang digunakan (seismik, deformasi, kimia gas dll) memperlihatkan gejala peningkatan yang signifikan. Berikut dibawah ini laporan hasil pemantauan terkini (21 Oktober 2010) yang meliputi data pemantauan instrumental dan visual yang diterima redaksi esdm.go.id dari Balai Balai Penyelidikan dan Pengembangan Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta.Seismisitas atau aktivitas seismic cenderung tinggi intensitasnya, hingga akhir September 2010 rata-rata gempa MP (multiphase) terjadi 38 kali per hari, VA (gempa vulkanik dalam) 5 kali per hari, dan VB (gempa vulkanik dangkal) 4 kali per hari serta guguran 4 kali per hari.Pada awal bulan Oktober 2010 aktifitas kegempaan semakin meningkat rata-rata gempa MP 150 kali per hari, VA 4 kali per hari, VB 13 kali per hari, serta guguran 29 kali per hari. Jumlah gempa vulkanik tertinggi terjadi pada tanggal 17 Oktober 2010 yaitu sebanyak 58 kali (VA=15 kali dan VB=41 kali). Pada tanggal 20 Oktober 2010 seismitas meningkat semakin tajam dimana terjadi gempa MP mencapai 479 kali, gempa vulkanik (VA/VB) terjadi 39 kali dan gempa guguran sebanyak 85 kali.Guguran-guguran dalam skala sedang semakin sering terjadi dengan jarak luncur mencapai 3,5 km. Pada tanggal 20 Oktober 2010 Pos Babadan melaporkan terdengar suara guguran sebanyak 8 kali dan Pos Kaliurang sebanyak 7 kali.Data EDM (alat ukur jarak secara elektronik) dari Pos Kaliurang (sektor selatan) menunjukkan percepatan deformasi yang signifikan. Menjelang peningkatan status waspada laju pemendekkan rata-rata reflektor teratas (RK4) sebesar 6 mm per hari, setelah itu lajunya terus meningkat secara tajam hingga mencapai 16 cm per hari yaitu terjadi pada tanggal 21 Oktober 2010, bahkan untuk reflektor dibawahnya pada 21 Oktober 2010 laju inflasi mencapai 20 cm per hari. Deformasi ke arah utara dan barat tidak berubah secara siginifikan. Dengan perkembangan deformasi kearah selatan menjadi indikator sektor selatan lebih rawan.Analisa komposisi kimia gas G. Merapi pada tanggal 20 Oktober 2010 menunjukkan konsentrasi CO2 sebesar 34,69 persen mol. SO2 sebesar 0,30 persen mol, HCI sebesar 0,60 persen dan kadar H2O 58,79 persen. Pengukuran suhu kawah Woro pada tanggal 20 Oktober 2010 menunjukan angka 5810C naik 6 derajat dari pengukuran sebelumnya (23 September 2010) 5750C. Kadar H2 O yang rendah dan tinggiya kandungan gas-gas yang lain menunjukkan adanya peningkatan aktifitas magmatik dibawah prmukaan puncak.Berdasarkan hasil analisa diatas PVG berkesimpulan telah terjadi peningkatan aktifitas vulkanik G. Merapi yang ssignifikan dan dapat berlanjut ke kejadian erupsi. PVG telah meningkatkan status menjadi Siaga (Level III0 dari sebelumnya Waspada (Level II) pada tanggal 21 Oktober lalu tepat pukul 18:00 WIB .(SF)

Bagikan Ini!