PT Freeport Indonesia Dan Pemerintah Sepakati Rencana Pembangunan Smelter Di Timika

Senin, 16 Februari 2015 - Dibaca 2850 kali
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS
NOMOR: 06/SJI/2015
Tanggal: 16 Februari 2015


PT FREEPORT INDONESIA DAN PEMERINTAH SEPAKATI RENCANA PEMBANGUNAN SMELTER DI TIMIKA
PT Freepot Indonesia (PTFI) dan Pemerintah akhirnya menyepakati rencana pembangunan fasilitas pemurnian (smelter) di Papua. Kesepakatan ini merupakan milestone penting tidak saja bagi kelangsungan operasi PT Freeport Indonesia di Papua, tetapi juga bagi percepatan pembangunan industri dan ekonomi di wilayah Papua dan Papua Barat.

Sebagai tindak-lanjut dari pertemuan sejumlah kepala daerah di Papua (Gubernur Papua dan para bupati) di Kantor Kementerian ESDM tempo lalu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said melakukan peninjauan lapangan di Papua pada 13-14 Februari 2015. Selain mengunjungi sejumlah lokasi pembangunan smelter, Menteri ESDM berdialog dengan sejumlah pemangku kepentingan di Papua.

Dialog yang dipimpin Menteri ESDM berlangsung hangat dan kekeluargaan, dihadiri sejumlah pemangku kepentingan, antara lain Gubernur Papua, Bupati Mimika, Bupati Paniai, Bupati Puncak, dan Bupati Intan Jaya, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Papua, Ketua Majelis Rakyat Papua, Anggota DPR RI Komisi VII, dan Presiden Direktur PTFI.

Pada saat bersamaan, sebagian tim Kementerian ESDM juga meninjau fasilitas tambang Grasberg, baik yang di permukaan (open pit), bawah tanah (underground), maupun pengolahan konsentrat di Tembagapura. Tim Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, (PU-Pera) yang dipimpin Menteri PU-Pera pun meresmikan dimulainya beberapa proyek infrastruktur di Papua.

"Setelah menyaksikan langsung kondisi lapangan dan menerima masukan dari berbagai pemangku kepentingan, Kementerian PU-Pera amat menyambut baik kerja sama yang tengah dirintis. Kementerian PU-Pera siap bersinergi dalam mendukung infrastruktur penunjang lain yang diperlukan," papar Menteri PU-Pera Basuki Hadimuljono

Di Timika, Tim Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Papua memaparkan rencana pembangunan kawasan industrI. Kawasan itu akan dibangun industri pupuk, petrokimia, hingga LPG filling plant. Di dalamnya termasuk pula pabrik pengantongan semen yang sedang dibangun atas dukungan PTFI. Pabrik pengantongan semen yang akan terus dikembangkan menjadi pabrik semen itu merupakan bagian dari pembangunan kawasan industri di Poumako yang kini sedang disiapkan konsepnya.

"Pemda telah menunjukan kesiapan untuk mengembangkan infrastruktur, termasuk pembangunan smelter. Di lokasi yang disiapkan telah ada pelabuhan yang beroperasi, fasilitas listrik yang tinggal dikembangkan kapasitasnya. Kesemuanya terhubung dengan jalan raya", papar Menteri ESDM, Sudirman Said. Jarak dengan pipa konsentrat PTFI, tambahnya, juga tidak terlalu jauh sehingga sangat menguntungkan Indonesia karena menjadi punya banyak alternatif.

Indonesia membutuhkan kapasitas pemurnian sekurang-kurangnya 4 juta ton. Jika pembangunan tambang underground PTFI dimulai, maka kebutuhan akan fasilitas pemurnian akan terus meningkat. Tahapannya bisa dilakukan secara simultan.

"Pembangunan smelter di Gresik sebenarnya merupakan perluasan saja dari yang ada, hanya sasaran-antara, agar kapasitas nasional bisa terus dikembangkan dengan cepat. Sedangkan pembangunan smelter di Papua utamanya adalah untuk mengantisipasi produksi tambang underground yang akan segera dibangun PTFI", jelas Sudirman.

Gubernur Papua, Lukas Enembe, menyampaikan harapannya, "Kami mengangankan agar produk akhir berbasis tembaga bisa dihasilkan Indonesia, jangan meneruskan mengekspor produk mentah. Papua siap mengembangkan industri hilir ini yang dampaknya kami yakini dapat lebih mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat Papua".

Apapun keputusan Pemerintah, PTFI akan menghormati. "PTFI akan terus meningkatkan kontribusinya dalam pembangunan Papua dan Indonesia. Siapapun nanti yang diberi tugas membangun smelter di Papua, secara business to business, PTFI akan melakukan kontrak kerja sama untuk memasok konsentrat yang akan dimurnikan", ujar Presiden Direktur PTFI, Maroef Sjamsoeddin.

Kawasan industri yang untuk tahap pertama akan dibangun dengan luas sekitar 650 hektar tersebut akan menampung berbagai industri hilir. Bupati Mimika menegaskan, jika diperlukan, kawasan industri ini dapat diperluas hingga 2.000 hektar. Untuk itu, Pemdaprov Papua berkomitmen untuk mengalokasikan dana investasi awal senilai 2 triliun rupiah.

Di atas kawasan tersebut kini tengah berlangsung persiapan konstruksi pabrik pengantongan dengan nilai investasi senilai USD 25 juta. Menurut Maroef, Investasi disiapkan oleh PTFI, dan setelah jadi akan dikelola oleh Pemda Papua melalui badan usaha milik daerah.

Pada kesempatan lain, anggota Komisi VII DPR RI dari daerah pemilihan Papua, Tony Wardoyo, merespon, "Kesepakatan ini merupakan langkah maju yang harus diapresiasi semua pihak. Khusus kepada Pemda kabupaten, mereka harus mengambil momentum ini sebaik-baiknya dengan menjaga proses tanpa dipengaruhi kepentingan-kepentingan tertentu. Mitra yang diajak harus mealui proses seleksi yang benar dan terbuka".
Kepala Pusat Komunikasi Publik




Saleh Abdurrahman

Bagikan Ini!