Uni Eropa Memerlukan Import Biofuel 20%

Rabu, 11 Juni 2008 - Dibaca 4052 kali

Demikian dalah satu point penting yang dihasilkan dalam acara Seminar Kebijakan Biofuel Uni Eropa dan Dampaknya terhadap Ketahananan Pangan Dunia yang diselengarakan bulan lalu (2/5) di Belgia. Tema acara tersebut "Can Europe Cap Its Energy Demans? Europen Agriculture and The Next Generation of Biofuel". Hadir mewakili delgasi Indonesia Staf Ahli Menteri Bidang SDM dan Teknologi, Evita H. Legowo.

Menurut Evita H. Legowo, pertemuan tersebut bertujuan membahas kesanggupan sektor pertanian Eropa serta kebijakan biofuel dalam menyediakan pasokan energi di Eropa. Selain itu Uni Eropa akan merancang produk biofuel agar tidak membebani pasokan pangan dunia, dengan target secara mandatory akan menggunakan energy baru terbarukan untuk transportasi tahun 2020 sebesar 10%, dimana biofuel berpartisipasi didalamnya 80%.

Opini publik Uni Eropa cenderung menuduh kebijakan biofuel sebagai salah satu penyebab melonjaknya harga pangan dunia, hal ini tercermin dari meningkatnya inflasi di Uni Eropa dari 2,3%tahun 2007 menjadi 3,3% pada bulan Februari 2008. Komisioner Uni Eropa juga berpendapat bahwa perubahan pola makan di China, cuaca dan spekulan sebagai penyebab kenaikan harga pangan dunia. Untuk itu dimasa mendatang Uni Eropa akan mengusahakan peningkatan hasil panen per hektar lahan melalui kemajuan teknologi serta menerapkan second generation biofuel yang riset pengembangannya telah dimulai sehingga lima tahun mendatang diharapkan akan dapat diproduksi secara masal.

Bagikan Ini!